Klub Besar Eropa Bersama Fans Indonesianya

author Seno

- Pewarta

Jumat, 07 Okt 2022 16:19 WIB

Klub Besar Eropa Bersama Fans Indonesianya

i

kutuk-insiden-di-kanjuruhan-fans-bayern-munchen-bentangkan-spanduk-ini-05102022-182511

[caption id="attachment_43019" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Aven Januar (Pengamat Sepak Bola Nasional)[/caption]

Baca Juga: Aven Januar: Terbukti, Program Pengentasan Kemiskinan Khofifah Berjalan Efektif

Optika.id - Ada WA yang bertanya ke saya, mas kepentingan apa klub klub besar Eropa itu bersuara tentang tragedi kanjuruhan. Apalagi mereka bersuara agak sedikit keras "mereka dibunuh polisi", "mereka tewas karena gas airmata", "mereka tewas karena kekerasan aparat,".

Klub eropa itu sejak tragedi Heysel 1985 itu menimbulkan "kesepakatan bawah" tentang Solidaritas Bersama, Khususnya terkait perkembangan sepakbola. Tentu setelah tragedi di stadion Heysel pada pertengahan 80an ada dua isu utama yang mereka usung yakni standarisasi stadion dan hooliganisme.

Standarisasi stadion, hal itu dilatarbelakangi 80% korban tewas di heysel dikarenakan terjepit pada pagar stadion yang memisahkan antar kelas penonton, ekonomi dengan kelas 1. Maka banyak klub besar yang saat itu mulai membenahi stadion tanpa pagar. Sebagai gantinya keamanan tanpa pagar adalah "steward" - pengawas pertandingan.

Steward standarisasi Liga Inggris misalnya adalah minimal setiap 10 meter ada 1 steward. Dan steward sepanjang pertandingan menghadap ke penonton dengan fungsi pengawasan dan pencegahan dini tindak kerusuhan. Bahkan ada beberapa kasus steward juga mengamati kondisi penonton yang tidak sehat, dan steward akan memanggil tim kesehatan / paramedis untuk melakukan upaya pengobatan dll. Steward pun sudah dimasukkan dalam standarisasi FIFA sejak tahun 1988.

Selain penggunaan steward, kondisi stadion tanpa pagar itu juga bertujuan agar jika terjadi kepanikan penonton dikarenakan non kerusuhan / kedaruratan seperti gempa bumi, kebakaran dan peristiwa alam, seluruh penonton akan dievakuasi ke tengah lapangan. Karena tempat yang paling aman untuk kedaruratan adalah tengah lapangan.

Hooliganisme

Perilaku suporter buruk, atau yang biasa disebut Hooligan yang jika menganutnya akan menjadi penganut hooliganisme. Fanatisme berlebihan suporter pada klub kesayangannya akan membawa perubahan sikap suporter. Maka itu dibutuhkan regulasi yang bisa memberikan jaminan rasa aman bagi suporter yang non hooligan.

Sejak awal 1990an scotland yard atau kepolisian di Inggris melakukan pencegahan dini para hooligan bisa masuk stadion. Yang paling terkenal adalah perilaku hooligan Inggris, Belanda, Jerman dan Italia. Pada Piala Dunia 1994 untuk pertamakali tindakan cegah dini hooligan dilakukan. Tercatat ada 75 hooligan Jerman, Belanda dan Italia yang tidak bisa berangkat ke Amerika Serikat dengan dibatalkan visa kunjungan mereka. Karena hasil deteksi dini intelejen publik mereka menyatakan berpotensi melakukan kerusuhan.

Baca Juga: Aliansi Biru Ceria 02 Jatim Siap Mengawal Pendaftaran Khofifah - Emil Dardak

Korban Meninggal Dunia menjadi sorotan serius klub-klub besar

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Jatuhnya 125 korban di kanjuruhan cukup memukul klub klub besar yang sejak pertengahan 1990an berkampanye aman dan nyaman dalam stadion. Maka banyak klub besar mendesak ke banyak regulasi FIFA tentang standarisasi keamanan didalam stadion. Selain itu tentu persoalan bisnis ketika pendapatan tiket penonton menyumbangkan 40% hingga 65% pendapatan klub. Ketika penonton sepakbola merasa aman dalam stadion para penonton akan datang berbondong-bondong.

Bahkan beberapa Klub besar seperti Liverpool/ Man City/ Madrid dalam membuka ruang komunikasi dan kedekatan yang luas dengan fansnya, mereka aktif mempergunakan isu politik, ekonomi dan sosial sebagai isu kampanye mereka. Semisal isu penolakan perang pada wilayah konflik di afrika dan timur tengah, lalu kemiskinan dan kelaparan di afrika, juga ada isu soal kesehatan. Hal ini mereka lakukan sebagai bagian "international brands" tentang kepedulian sosial mereka dan juga membangun keyakinan (achievment) fans mereka bahwa klub mereka telah melakukan tindakan yang benar dan mendukung isu-isu fans mereka.

Baca Juga: Viral! Relawan Prabowo Gibran Jatim Siap Cukur Gundul Jika Harun Masiku Tertangkap KPK RI

Sama dengan ketika liverpool - sebagai klub eropa dengan jumlah fans terbanyaknya di Indonesia yakni kisaran 8 - 10 juta fans di Indonesia mau tidak mau Liverpool "wajib" membela kebenaran diantara fans mereka. Pun termasuk soal kanjuruhan yang merupakan tragedy yang diakibatkan penggunaan gas airmata. Liverpool, MU (5 juta fans), Barcelona (3 juta fans) hingga yang terakhir Bayern Muenchen pemilik 500.000 fans di Indonesia.

Bagaimana Dampak Isu Kekerasan Kanjuruhan klub klub besar bagi Indonesia?

Meskipun FIFA adalah organisasi keolahragaan yang menjunjung tinggi persamaan dalam hak bersuara dan hak berpendapat bagi setiap klub anggota FIFA. Akan tetapi FIFA akan menjadikan tinjauan serius bagi klub klub besar mengingat garis "International Brands" FIFA sendiri. Dan bagi Indonesia, tekanan FIFA akan memberikan dampak serius terkait sanksi pasca kerusuhan Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Selain "International Brands" Timnas Indonesia Sendiri yang saat ini tengah naik daun.

Semoga Pihak aparat hukum dan peradilan Indonesia tidak meremehkan tekanan dari klub klub besar Eropa.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU