Optika.id- Besok pada hari Minggu (9/10/2022) DPC PPP se-Jawa Timur akan menggelar rapat terbatas di Hotel Mercure Darmo, Surabaya.
Menurut Ketua Dewan Pakar PPP Surabaya H.Norman Fauzi, ini momen yang sangat bagus untuk menentukan strategi politik untuk tahun 2024. Dia pun memberikan saran duet Capres-Cawapres, Anies Baswedan-Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Aven Januar: Terbukti, Program Pengentasan Kemiskinan Khofifah Berjalan Efektif
"Ini kesempatan bagus tanggal 9 Oktober 2022 di Surabaya tepatnya di Hotel Mercure Darmo, semua DPC dan Majelis PPP se-Jawa timur akan berkumpul serta membahas langkah strategis dalam rangka pemilu 2024," demikian tegas H Norman Fauzi SH pada Optika.id, Sabtu (8/10/2022).
Ia pun mengapresiasi DPW PPP Jatim karena membuka kesempatan untuk mengadakan diskusi terbuka tersebut.
"Saya memberikan penghargaan untuk DPW PPP Jatim yang telah memfasilitasi para tokoh dan ulama serta aktivis PPP yang duduk di Majelis untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam rangka kebesaran PPP di Jatim khususnya," ujarnya.
Namun dalam momen pertemuan besok, Norman mengingatkan ada kalanya PPP harus mengevaluasi keterlibatannya dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Saya mengingatkan agar semua memanfaatkan momentum tersebut untuk mengevaluasi kembali dan bila perlu mencabut koalisi PPP bersama PAN dan Golkar di KIB," tegasnya.
Ia meyakini bahwa koalisi KIB hanya mengutamakan kepentingan sesaat, seharusnya PPP dapat meniru Partai NasDem atau PSI yang berani mengambil sikap tegas.
"Saya yakin semua umat paham bahwa ini koalisi dadakan dan hanya kepentingan sesaat serta dapat merugikan PPP sendiri di pemilu 2024, ini koalisi untuk apa dan kenapa mau tersandera? Sementara kita melihat NasDem yang dipimpin Surya Paloh atau bahkan PSI sudah berani membuat gebrakan," kata Norman.
Baca Juga: 5 Daerah Jatim Ini Hanya Miliki Paslon Tunggal
Norman meyakini dengan adanya KIB maka ada potensi perpecahan di tubuh PPP seperti yang sudah terjadi di PPP DKI Jakarta dan PPP DIY Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Saya meyakini bahwa ke depan nanti koalisi KIB akan ruwet di internalnya sendiri guna menentukan siapa yang akan di RI 1 atau RI 2 nya, bahkan PPP nanti akan dianggap ikut-ikutan menjadi partai mandul, kita bisa lihat DPW PPP DKI dan DIY serta muncul juga yang lain dengan mengambil sikap untuk tidak satu jalan dengan KIB, ini loh nanti juga jadi masalah kenapa mulai awal DPP PPP tidak bersikap dan bertindak," ingatnya lantang.
Ia juga lantang mengatakan harusnya PPP mencalonkan sosok yang mencerminkan PPP seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang berangkat dari awal melalui PPP. Dia menyarankan Khofifah untuk menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan.
"Saya sarankan bila perlu nanti di Rakerwil DPW PPP Jatim juga berani bersuara lantang merekomendasikan nama capres dan yang penting ini Jawa Timur segera rekom itu Bu Khofifah kan beliau berangkat dan awalnya adalah kader murni PPP juga, ayo dorong Bu Khofifah jadi wapresnya Anies, ini yang ditunggu-tunggu publik dan umat, agar PPP terlihat lebih greget dan lebih dinamis," sarannya.
Di akhir pernyataannya, Norman meminta kekompakan majelis untuk memberikan sumbangsih yang positif untuk PPP serta mendorong dan mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai capres PPP untuk dipasangkan dengan Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Kata Para Ahli Soal Peluang Khofifah, Risma dan Luluk di Pilgub Jatim
"Saya meminta kekompakan dalam semua majelis untuk memberikan sumbangsih pemikiran positif guna PPP Jawa timur menjadi DPW PPP pertama yang mengusung Anies-Khofifah sekaligus menuntut pembubaran KIB, karena akan semakin tidak menguntungkan PPP ke depan," tutupnya.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi