Optika.id, Surabaya - Salah satu penyebab banjir di selatan Jawa Timur adalah vegetasi tanaman di lereng pegunungan tidak mampu menahan air hujan. Kondisi itu terjadi karena tanaman tahunan yang berfungsi untuk menahan resapan air mulai berkurang.
"Sekarang ini rata-rata kan dipakai kegiatan pertanian. Kadang di wilayah resapan air ditanami pisang, akibatnya setiap tahun disana terjadi banjir," kata Anggota DPRD Jawa Timur Agus Dono Wibawanto, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencanakan Bangun Rumah Pompa Air Baru pada 2025 Demi Atasi Banjir
Karena itu, dia mendesak dan meminta agar Pemprov Jatim dan kabupaten/kota di Malang raya mulai merehabilitasi lahan tersebut. Tanaman tahunan yang berfungsi menjaga resapan air harus diperbanyak, ditanam di lereng pegunungan.
Ia mengatakan, penanaman tanaman semusim di lereng perbukitan dapat berakibat fatal pada kelestarian alam. Selain merusak unsur hara tanah, juga dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Menurutnya, lereng gunung dan bukit pada dasarnya berfungsi sebagai daerah resapan air. Karena sifatnya, tanaman semusim tidak dapat menahan air dalam tanah. Dikhawatirkan saat tiba musim hujan, air akan langsung mengguyur dan menggerus tanah lereng.
"Harus ditanami tanaman tahunan yang tidak bisa ditebang, jadi pohon tahunan yang berfungsi untuk melakukan resapan air. Itu yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah, provinsi maupun pusat," tegas Agus Dono anggota Komisi B DPRD Jatim.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa dari Berbagai Universitas dan Organisasi Serbu DPRD Jatim!
Seperti diketahui, banjir melanda wilayah selatan Jatim beberapa waktu lalu. Diantaranya adalah Blitar, Malang, Trenggalek, Tulungagung dan Pacitan. Bencana itu menggenangi ribuan rumah, sehingga warga harus mengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia khawatir, kalau pemerintah lambat menangani rehabilitas lahan tersebut, dikhawatirkan banjir di wilayah selatan Jatim akan semakin parah. Pasalnya, wilayah tersebut ada di lereng pegunungan dengan kemiringan yang tajam, sehingga air akan mudah mengalir dan menyebabkan banjir dan longsor.
"Kondisi tanah disana tingkat kemiringan tajam, kalau tidak ditanami pohon yang punya akar kuat maka resikonya banjir, dan itu menjadi cerminan kita setiap tahun. Maka pemerintah pusat harus membantu merehabilitasi lahan tersebut," pungkasnya.
Baca Juga: Peringatan Darurat: Mahasiswa Lakukan Aksi Demonstrasi di Depan DPRD Jatim
Reporter: Denny Setiawan
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi