Optika.id - Jumlah kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) di Tanah Air mencapai angka 325 kasus dari sebelumnya 304 kasus pada 31 Oktober 2022. Tercatat 178 di antaranya meninggal dunia berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia per 1 November 2022
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, memaparkan, sebagian besar kasus berada di DKI Jakarta, di luar Jawa, ada Aceh, Sumatera Barat, dan Bali
Baca Juga: Kesempatan Emas! Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Buka Lowongan
"Kita bisa lihat ini sebarannya. Memang DKI Jakarta yang paling tinggi, kemudian ada Jawa Barat, Jawa Timur, lalu Banten. Yang agak unik ada di Aceh, Sumatera Barat, Bali ya, ini yang unik ya," papar Budi Gunadi pada Rabu, (2/10/2022).
Angka meninggal akibat kasus ini sebanyak 178 dari 325 kasus atau sekitar 54 persen disebut Menkes Budi lebih menurun dari kondisi sebelumnya, yang sempat mencapai hampir 60 persen.
"Sebenarnya, kasus ginjal akut ini memang ada ya dan mungkin sebelum-sebelumnya pun sudah ada. Di kita sendiri terlihat ada lonjakan pada Agustus 2022."
Walaupun angka kasus ada kenaikan, Menkes Budi Gunadi menekankan, jumlah kasus baru semakin menurun drastis. Hal ini dilihat sesuai perhitungan rata-rata 7 hari (7 days moving average).
"Yang tadinya sempat diangkat 6 sampai 7 kasus baru per hari dengan puncak 10 kasus per hari, itu jumlah kasusnya sudah menurun drastis."
Adanya lonjakan kasus gangguan ginjal akut pada Agustus 2022, Kemenkes segera merespons kasus lebih cepat dan tindak lanjut yang dilakukan. Respons dilakukan dengan adanya dugaan kandungan zat berbahaya yang melebihi ambang batas dari obat sirup yang dikonsumsi anak.
Baca Juga: Kemenkes Buka Pendaftaran Tenaga Kesehatan Haji, Ini Posisi dan Syaratnya
Penyebab gagal ginjal akut anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan penelitian terhadap penyebab gagal ginjal akut di Indonesia masih terus dikembangkan.
Saat ini Diduga penyebab gagal ginjal itu salah satunya keracunan, bisa dari makanan, minuman, dan obat-obatan. Meskipun begitu Kemenkes belum bisa menyimpulkan pasti penyebabnya.Selain itu, pemerintah juga telah mengambil beberapa kebijakan untuk mencegah penambahan korban gangguan ginjal akut. Salah satunya, menghentikan sementara penggunaan obat sirop untuk anak sebagai langkah cepat untuk mencegah kasus baru.
"Untuk yang sudah sakit, kami melakukan tindakan salah satunya dengan hemodialisa dan pemberian antidotum, zat penawar," ujarnya.
Baca Juga: Menkes Ungkap 2 Kunci Rakyat Indonesia Bisa Punya Gaji Rp 15 Juta/Bulan
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi