Kamu Sering Merasa Lebih Hebat dari Orang Lain, Hati - Hati Mengidap Superiority Complex

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Jumat, 04 Nov 2022 14:33 WIB

Kamu Sering Merasa Lebih Hebat dari Orang Lain, Hati - Hati Mengidap Superiority Complex

i

super

Optika.id - Pada mulanya, istilah superiority complex muncul pada awal abad ke-20. Istilah ini diperkenalkan oleh seorang psikolog bernama Alfred Adler. Ia mengidentifikasi perilaku ini dalam teorinya tentang psikologi individu.

Adler menjelaskan jika superiority complex timbul sebagai reaksi dari perasaan rendah diri yang mendalam. Artinya, perilaku ini muncul sebagai respons terhadap rasa kurang percaya diri yang terus-menerus terjadi. Menurut teori ini juga, seseorang akan mengatasi kepercayaan diri yang rendah tersebut dengan cara bekerja keras untuk meraih suatu prestasi atau menguasai suatu keterampilan.

Nah, untuk mengenal serba-serbi superiority complex lebih jauh, yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Superiority Complex?

Disadur dari laman Healthline pada Jumat (4/11/2022), superiority complex adalah sebuah perilaku yang terbentuk karena seseorang merasa lebih hebat daripada orang di lingkungan sekitarnya.

Meski sejatinya, kondisi ini terbentuk karena adanya perasaan insecure dan masalah kepercayaan diri. Perilaku superior yang ditunjukkan hanyalah sebuah cara untuk menghilangkan sentimen tersebut.

Mereka khawatir bahwa orang-orang di sekitarnya bisa menganggap mereka lemah dan inferior. Umumnya, kondisi ini muncul dan berkembang saat pengidap menyentuh usia lima hingga 12 tahun. 

Nah, kira-kira, seperti apa gejala yang dimiliki orang dengan superiority complex? Berikut adalah penjelasan singkatnya.

1. Selalu mencari validasi

Dengan adanya validasi, orang tersebut akan merasa puas dan nyaman. Sayangnya, satu ucapan validasi tidak akan cukup. Mereka membutuhkannya setiap saat. Hal ini terjadi karena perasaan inferior yang ia rasakan secara terus menerus.

2. Tidak mengakui kesalahan

Biasanya, pengidap superiority complex tidak akan mengakui kesalahan mereka. Umumnya, hal ini terjadi karena mereka merasa dirinya harus terlihat sempurna di mata orang lain. Bila ada suatu kekeliruan, mereka tidak akan menganggapnya nyata dan justru menyalahkan orang lain.

3. Egois dan besar kepala

Biasanya, pencapaian sekecil apa pun bisa menjadi bahan perbincangan bagi pengidap gangguan ini. Mereka juga cenderung egois dan kerap tidak menghiraukan pendapat orang lain ketika ada sebuah diskusi.

4. Sering membandingkan diri dengan orang lain

Gejala berikutnya yang menggambarkan orang dengan superiority complex adalah kerap membandingkan diri dengan orang lain.

Perilaku ini timbul karena mereka membutuhkan kejelasan mengenai kemampuan mereka. Saat melakukannya pun mereka tidak akan pernah merasa cukup baik, sehingga akan dilakukan secara terus menerus sampai kelak merasa puas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

5. Mood swings

Dilansir dari Bustle, perilaku ini terbentuk karena pengidap akan terus bergelut dengan dua kepribadian yang berbeda, yakni dorongan inferiority dan superiority complex.

Mereka bisa merasa sangat inferior, tetapi dapat berubah dalam sesaat dan merasa diri paling superior.

6. Sering membicarakan diri sendiri

Gejala satu ini cukup sering ditemukan pada pengidap superiority complex. Bagaimana tidak? Pengidapnya kerap membicarakan diri mereka sendiri agar mereka bisa merasa puas dan berkuasa.

Mereka merasa bahwa orang lain perlu mengetahui identitas dan kemampuan mereka. Hasilnya, setiap perbincangan akan menjadi ajang untuk menceritakan prestasi pribadi.

7. Merasa perlu memiliki segalanya

Ciri terakhir dari orang yang mengidap superiority complex adalah merasa perlu memiliki segalanya. Sifat seperti ini cenderung berkembang saat pengidap masih kanak-kanak. Orang tua mereka tidak menghargai prestasi yang diraih, dan justru, sebagai gantinya, pengidap dibelikan barang-barang mewah.

Hasilnya, kebanyakan pengidap merasa bahwa kebahagiaan akan timbul jika mereka bisa mendapatkan barang-barang termewah.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU