Optika.id - Sewaktu masih kecil, khususnya generasi tahun 1990-2000 an pasti sudah tidak asing dengan berbagai macam permainan tradisional seperti, petak umpet, lompat tali, dan berbagai permainan lainnya.
Seiring perubahan waktu dan berkembangnya teknologi, permainan tradisional itu perlahan sudah semakin dilupakan. Bahkan, saat ini saja, permainan itu sudah terlihat jarang sekali dimainkan oleh anak-anak zaman now atau anak zaman sekarang.
Baca Juga: Jangan Asal Batasi Anak Bermain Gadget, Terapkan Tips Berikut
Mereka lebih suka permainan modern dan bermain gawai atau game online. Hal tersebut tentunya dapat menghambat perkembangan sosial anak karena minim sosialisasi. Terlalu fokus bermain gawai juga dapat membuat tubuh anak lemas dan mudah sakit karena jarang melakukan gerakan fisik.
Selain itu, permainan tradisional zaman dulu juga memiliki banyak sekali keunggulan dibandingkan permainan online yang justru membuat anak menjadi individualis. Permainan tradisional zaman dulu lebih banyak mengajarkan tentang makna kerjasama, kesabaran, ketelitian, kebersamaan, sosialisasi, hingga dapat mengasah kreativitas.
Dilansir dari Kumparan, Senin (7/11/2022), berikut ini beberapa permainan tradisional di Indonesia yang sudah hampir ditinggalkan yang dapat jadi rekomendasi bermain anak agar tidak hanya bermain gawai:
- Petak Umpet
Petak umpet menjadi salah satu jenis permainan tradisional yang sudah mulai jarang dimainkan. Padahal, untuk memainkan permainan ini cukup simpel dan lumayan seru loh karena biasanya akan dimainkan beramai-ramai atau minimal 2 orang.
Permainan ini dimulai dengan hompimpa atau suit untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga. Setelah ditentukan, penjaga akan menutup mata dan menghitung waktu tertentu agar teman-teman yang lain dapat bersembunyi.
Setelah hitungan selesai, penjaga harus mencari teman-temannya yang tadi bersembunyi. Pemain yang pertama kali ditemukan akan menjadi penjaga berikutnya, setelah semua pemain ditemukan oleh penjaga alias selesainya permainan.
Tanpa kita sadari, pemainan ini dapat melatih pendengaran dan pengelihatan kita loh. Selain itu, anak bisa melatih kecerdasannya saat sedang mencari tempat persembunyian temannya, serta belajar teliti dan berbati-hati dalam bertindak.
- Congklak
Congklak merupakan permainan yang dalam memainkannya perlu nenggunakan suatu benda menyerupai biji-bijian, misalnya seperti batu-batu kecil. Permainan ini hanya bisa dimanin oleh 2 orang.
Congklak mempunyai 16 buah lubang yang terdiri dari 14 lubang kecil dan 2 lubang besar dikedua sisinya. Satu lubang berisi 7 biji. Dalam permainan ini yang paling banyak mengumpulkan biji itulah pemenangnya.
- Ular Naga
Sesuai dengan namanya, permainan ini dimulai dengan para pemainnya yang membuat barisan memanjang seperti ular dengan menangkap dua orang sebagai ketua kelompok. Setelah terpilih, kedua ketua memiliki pengikut.
Baca Juga: Pentingnya Penggunaan Gawai dalam Dunia Pendidikan
- Engrang
Permainan ini dilakukan dengan seseorang yang berdiri di atas kedua galah yang sama tingginya. Permainan ini memang susah-susah gampang karena memerlukan keseimbangan. Jika tidak seimbang maka bisa terjatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Permainan tradisional ini mengajarkan anak untuk percaya diri dan keberanian tinggi untuk bisa berjalan di atas engrang.
- Lompat Tali
Permainan ini memerlukan 2 orang yang memegang tali yang akan digunakan untuk melompat. Biasanya tali terbuat dari karet gelang yang saling disambungkan hingga menjadi panjang menyerupai tali.
Permainan ini bisa dimainkan minimal 3 orang dengan 2 orang memegang sambil mengayunkan tali dengan arah memutar, kemudian 1 orang lagi melompat di atas tali yang diayunkan dengan tanpa menyentuh tali.
Dalam permainan ini, anak-anak bisa belajar mengenai strategi cara melompat yang tepat agar tidak terjatuh atau terkena tali.
- Domikado
Permainan legendaris ini paling sering dimainkan di sekolah karena tidak membutuhkan banyak peralatan. Pemain hanya tinggal duduk, membuka tangan dan menggabungkannya dengan tangan teman yang ada di samping, serta menyanyikan lagu khas domikado.
Baca Juga: Apakah Penggunaan Gadget di Sekolah Berdampak Baik?
- Kelereng
Permaian ini biasanya cukup populer di kalangan anak laki-laki. Para pemain membutuhkan sejumlah kelereng yang harus dikumpulkan menjadi segerombol kelereng yang siap untuk dibuyarkan oleh seorang pemain. Permainan ini cukup bagus untuk melatih strrategi, arah mata, fokus.
Itulah beberapa permainan tradisional yang zaman sekarang sudah banyak ditinggalkan karena efek digitalisasi. Para orang tua perlu memperhatikan cara bermain anak agar sistem motorik dan kekuatan tubuh anak dapat berkembang dengan baik. Semoga beberapa rekomendasi yang tertulis di atas dapat menjadi inspirasi bermain anak.
Reporter: Leni Setya Wati
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi