Ancaman Sesar Baribis yang Lintasi Jakarta Bisa Picu Gempa Besar

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 25 Nov 2022 18:40 WIB

Ancaman Sesar Baribis yang Lintasi Jakarta Bisa Picu Gempa Besar

i

earthquake-g0801c9d99_1920

Optika.id - Tim ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa sepanjang Sesar Baribis di barat laut Jawa masih aktif. Adapun aktivitas seismic di wilayah timur secara signifikan diketahui lebih tinggi daripada wilayah barat. Sementara itu, di wilayah selatan Jakarta menunjukkan bahwa adanya tingkat kompresi tinggi yang ditimbulkan oleh aktivitas sesar ini.

Melansir dari laporan tersebut, mereka memaparkan bahwa wilayah selatan Jakarta dan sekitarnya menjadi wilayah yang cukup rentan terhadap gempa bumi yang cukup besar di masa depan. Sebabnya, Sesar Baribis barat terkunci dan hal tersebut bisa terjadi ketika ada akumulasi energi regangan elastis akhirnya dilepaskan.

Baca Juga: BMKG Prediksi La Nina Akan Muncul di Indonesia Tahun Ini

Adapun penelitian ini dilakukan oleh Guru Besar ITB, Sri Widiyantoro selaku penulis pertama dan penulis keduanya yakni P. Supendi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Penelitian tersebut juga melibatkan sejumlah ilmuwan yang berasal dari ITB lainnya, bersama dengan peneliti dari Department of Earth Sciences di University of Cambridge Inggris dan PT Reasuransi Maipark.

Laporan tentang sesar dan potensi gempa tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Scientific Report dengan judul Implications for Fault Locking South of Jakarta from an Investigation of Seismic Activity Along the Baribis Fault, Northwestern Java, Indonesia.

Sebelumnya, para peneliti juga telah mempublikasikan tentang pemantauan gempa di Sesar Baribis dekat Jakarta pada tahun 2021 dengan judul Earthquake Monitoring of the Baribis Fault Near Jakarta, Indonesia, Using Borehole Seismometers di jurnal Geoscience Letters edisi 31 Desember 2021.

Tim peneliti dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa ada serangkaian pengaturan tentang geologi di Jakarta dan sekitarnya yang masih kurang dipahami oleh pihak-pihak terkait. Namun, itu adalah salah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang terkena dampak dari gempa baik dari zona subduksi Jawa serta sesar yang aktif di darat.

Oleh karena itu, untuk membuktikan hipotesa tersebut para peneliti melakukan serangkaian percobaan seismic lubang bor guna merekam aktivitas seismik pada Sesar Baribis. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menentukan apakah patahan ini aktif secara seismik.

Penelitian tersebut membuahkan laporan bahwa secara signifikan, generasi peta bahaya nasional Indonesia saat ini belum mempertimbangkan kegempaan yang terjadi di sepanjang ancaman Sesar Baribis.

Baca Juga: Gempa Tuban Sampai Surabaya, Dua Rumah Roboh

Oleh karena itu, hasil baru kami menyerukan penilaian ulang yang mendesak dari bahaya seismik di barat laut Jawa yang dengan hati-hati memperhitungkan Sesar Baribis dan potensi gempanya. Terutama mengingat kedekatannya dengan Jakarta, sebuah kota besar yang terletak di jantung salah satu pulau terpadat di dunia, tulis tim peneliti, seperti yang dikutip Optika.id, Jumat (25/11/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai informasi, kota-kota besar di bagian barat laut Jawa seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Karawang dan Purwakarta ditopang oleh medan geologis yang kompleks yang pada akhirnya muncul dari pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia yang bertemu di sepanjang Palung Jawa.

Kemudian, di wilayah tersebut Lempeng Australia mengalami subduksi ke mantel atas pada sudut yang curam dan gempa bumi yang terjadi di sepanjang megathrust subduksi terkait dapat menimbulkan bahaya terbesar bagi kota-kota terdekat.

Tak hanya itu, kota-kota di atas juga mengalami kerentanan terhadap gempa bumi yang disebabkan oleh patahan kerak aktif lain selain dari sesar Baribis yang melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Seperti halnya beberapa sesar lain seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Garut, dan Sesar Cipamingkis.

Dalam studi tersebut juga menjelaskan bahwa para peneliti mengeksploitasi data pengamatan sepanjang Sesar Baribis di barat laut Jawa untuk menemukan gempa promaksimal menggunakan tekni relokasi relative. Penelitian tersebut juga memprediksi besaran momen gempa menggunakan metode yang dikenal dengan pemasangan spektral dan menghitung mekanisme fokusnya melalui inversi bentuk gelombang.

Baca Juga: Gempa Tuban 6.5 M Buat Warga Surabaya Berhamburan Keluar Rumah

Kami mengamati bahwa seismisitas di bagian timur patahan secara signifikan lebih tinggi daripada di barat, di mana studi GPS sebelumnya di wilayah selatan Jakarta menunjukkan adanya tingkat kompresi yang tinggi, tulis peneliti.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU