Gempa Tuban 6.5 M Buat Warga Surabaya Berhamburan Keluar Rumah

author Pahlevi

- Pewarta

Jumat, 22 Mar 2024 19:20 WIB

Gempa Tuban 6.5 M Buat Warga Surabaya Berhamburan Keluar Rumah

Optika.id - Gempa berkekuatan 6.0 Magnitudo yang berpusat di Perairan Tuban awalnya terjadi pada pukul 11.24 WIB, Jumat (22/3/2024) dan terjadi gempa susulan beberapa kali hingga sore tadi yang tercatat mencapai 6.5 Magnitudo.

Banyak warga Surabaya dan Sidoarjo yang berhamburan keluar rumah, mereka pun bertahan di luar rumah, lantaran takut gempa susulan terjadi lagi. Di Perumahan Pondok Candra Indah, tampak lampu taman bergoyang seakan mau jatuh. Di Desa Wadung Asri tampak rumah warga yang sudah lawas atapnya roboh. "Atap rumah saya ambrol mas, maklum sudah agak lapuk. Rumah lama sih ini dari zaman Mbah buyut saya," kata Qomariyah pada Optika.id, Jumat malam (22/3/2024).

Baca Juga: Akibat dari Gempa Tuban, 143 Kepala Keluarga Terdampak!

Selain itu, berdasar pantauan Optika.id di Rumah Sakit Universitas Airlangga banyak pasien yang mengungsi keluar dari rumah sakit. Puluhan pasien yang tampak ada di kursi roda dan di tempat tidur berjejeran di halaman rumah sakit.

Salah satu pasien yang sedang dirawat di RS UNAIR yang tak mau disebutkan namanya meceritakan kondisi evakuasi saat gempa terjadi.

"Awalnya tadi aku di lantai 6, ada gempa besar terus kami langsung dievakuasi lewat tangga darurat. Langsung serentak semuanya,” katanya.

Dia mengungkapkan peristiwa gempa susulan terjadi sekitar pukul 15.32 WIB. Ia mengaku dirinya sempat panik hingga akhirnya semua pasien dalam kondisi selamat.

"Serentak semua dievakuaisi. Pelayanan bagus banget ya. Kita dikumpulin per lantai (kelompok) masing masing perawatnya,” katanya.

Kemudian salah satu perawat mengatakan, bahwa saat ini puluhan pasien harus masih berada di luar. Sebab, takutnya ada gempa susulan lagi. Diketahui BPBD Surabaya akan membangun tenda di sini.

“Kelanjutannya akan bangun tenda,” tukasnya.

Selain itu, Vero karyawan Unair yang berkantor di Gedung Aseec juga bercerita pengalamannya soal gempa tadi siang.

"Sampai ada yang tidak pakai sandal turun dari lantai 12, untung saja tidak ada yang mandi mas, kalang kabut semua kita," tuturnya pada optika.id

"Setelah gempa reda ada yang ke atas lagi ambil laptop dan barang-barangnya. Tapi ini tadi kita sama pimpinan sudah diperbolehkan pulang, agak trauma sih mas. Goyangannya kencang banget karena kita kan di lantai 12, saya kira vertigo eh ternyata gempa beneran. Ya Allah tobat saya mas," tutur wanita berkacamata ini.

Bowo, karyawan Unair yang lain menimpali, sampai parkiran di Kampus C ada yang tertimpa bangunan jatuh motornya.

"Banyak motor yang rusak mas kejatuhan bangunan, untung nggak ada orangnya, blai slamet mas," katanya.

Berdasarkan data BMKG, gempa terjadi di perairan Tuban tepatnya 132 Km dari bibir pantai. Gempa dirasakan sangat kuat sekitar 2-3 detik.

2 Orang Terluka di Surabaya

Dua orang juga dilaporkan terluka akibat gempa di 132 kilometer (km) TimurLaut Tuban-Jatim, 152 km TimurLaut Rembang-Jateng, 153 km BaratLaut Lamongan-Jatim, dan 175 km BaratLaut Surabaya-Jatim itu.

Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, dua rumah yang roboh itu berada di Jalan Ngaglik dan Tambak Adi.

"Rumah roboh ada di Ngaglik, dan di Tambak Adi. Sementara kami masih merekap kerusakan-kerusakan. Yang parah di Tambak Adi ini," jelas Hebi dalam rilisnya pada Optika.id.

Hebi mengungkapkan, ambruknya tembok rumah di Jalan Tambak Adi tersebut menimpa seorang perempuan yang sedang naik motor. Saat ini, korban sudah dievakuasi ke rumah sakit.

"Iya (korban) kejatuhan, mungkin kena genting, sudah dievakuasi ke rumah sakit. Kurang tahu rumah sakit mana dan detailnya seperti apa. Belum ada laporan ke kami," ungkap Hebi.

Sementara korban lain adalah Eni, warga Jalan Ngaglik, Tambaksari. Ketika itu ia sedang berjualan takjil, tiba-tiba dikagetkan dengan atap rumahnya yang ambruk.

"Saya jualan, terus ada gempa, goyang semua. Orang-orang semuanya lari, aku sempat bingung, ini kenapa? Akhirnya saya larinya terlambat," jelas dia.

Baca Juga: Lagi, Timur Laut Tuban Jatim Diguncang Gempa dengan Magnitudo 4,1 SR

Eni tertimpa atap bagian depan bangunan yang ambruk tersebut. Namun, dia merasa tidak mengalami cedera serius dan tetap melanjutkan untuk berjualan takjil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Kaki dua ini kejatuhan tembok itu (menunjuk atap. Dibantuin sama warga sini tadi. Enggak parah, ini bisa jualan lagi," tukasnya.

Banyak Rumah Roboh di Tuban

Sementara itu, Shofiyul Anam warga asli Tuban mengatakan banyak rumah roboh di Tuban, seperti di Kecamatan Palang ada 2 rumah, Kecamatan Singgahan 1 rumah, Kecamatan Parengan, tepatnya bekas balai desa Dagangan juga roboh.

Sementara untuk korban jiwa untum sampai saat ini belum ada. "Alhamdulillah aman tidak ada korban mas," kata Anam pada Optika.id, Jumat malam (22/3/2024).

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengatakan pihaknya sudah menerjunkan personelnya untuk melakukan pendataan dampak gempa.

“Jadi pemerintah desa sudah membuat balai desa yang baru, karena bangunan balai desa itu sudah rusak,” ucap Sudarmaji seperti dikutip, Jumat (22/3/2024).

Menurutnya, kondisi bangunan balai desa tersebut sudah tidak layak. Sehingga saat terjadi gempa, balai desa tersebut langsung ambruk. Namun insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kami masih menunggu laporan lanjutan dari petugas kami yang di lapangan, mudah-mudahan tidak ada kerusakan lainnya,” tutur Sudarmaji.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat tidak panik jika nantinya terjadi gempa susulan. Selain itu BPBD juga meminta masyarakat menghindari bangunan-bangunan yang rawan rusak tersebut.

Sesar Aktif di Laut Jawa

Baca Juga: Dampak dari Gempa Tuban, PT KAI Pastikan Kondisi Rel Tetap Aman

Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr Ir Amien Widodo mengatakan bahwa guncangan yang terjadi pada daerah laut itu dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa.

Gempa dengan kedalaman 10 kilometer itu membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa.

Menurut Amien, gempa dengan kedalaman dangkal yang disebabkan sesar aktif ini ialah peristiwa yang jarang terjadi.

Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.

"Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya," jelasnya.

Amien juga menjelaskan pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.

"Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak," jelas Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu.

Pakar Geologi ITS juga mengungkapkan bahwa pada Tahun 2017, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa.

Untuk itu, sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini.

"Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya," pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU