Optika.id - Seperti yang telah diketahui bahwa pada Kamis, (24/11/2022) Raja Malaysia telah melantik Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10. Hal tersebut banyak menarik perhatian publik, termasuk para tokoh dalam forum diskusi guru besar dan doktor Insan Cita.
Dalam diskusi webinar dengan Topik Anwar Ibrahim: Era Baru Malaysia dan Pengaruhnya di Indonesia yang dilaksanakan pada Minggu, (4/11/2022) pukul 19.30 22.00 WIB ini memberikan perspektif yang berbeda dari sisi keterkaitannya dengan Indonesa.
Baca Juga: 5 Daerah Jatim Ini Hanya Miliki Paslon Tunggal
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Curie Maharani ini banyak melibatkan peneliti hingga tokoh politik internasional seperti:
- Assoc. Prof. Sudarnoto Abdul Hakim
- Dr. Nazaruddin Nasution
- Prof. Dr. Tirta N. Mursitama, PhD.,
- Abubakar Eby Hara, PhD.,
- Suyatno Ladiqi, PhD.
Dalam jalannya diskusi tersebut, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bahwa kelompok-kelompok perempuan dan anak-anak muda di Malaysia hampir apatis terhadap pemilu.
Bagi mereka, pemilu tidak memberikan perubahan apapun untuk mereka. Selain itu, aktor-aktor politik disana juga dirasa tidak bisa menjanjikan apapun. Tetapi, menurut Sudarnoto, antara tokoh-tokoh yang muncul disana, Anwar Ibrahim lah yang kerap menjadi tumpuan.
Kalau kita lihat sejarahnya, saya kira Anwar Ibrahim memiliki kaitan kuat atau relasi yang kuat dengan relasi tokoh-tokoh muslim dan tokoh-tokoh progresif yang ada di Indonesia. Menurut saya, Malaysia akan lebih kuat dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, tapi memang kenyatannya tidak mudah karena ada ekonomi yang harus ditingkatkan ujar Sudarnoto.
Ia juga menyampaikan bahwa Anwar Ibrahim saat ini memiliki tugas utama yang cukup besar yaitu mengkonsolidasi kekuatan di Malaysia agar tidak mudah goyah. Selain itu, Anwar Ibrahim juga dirasa perlu meyakinkan masyarakat untuk melakukan pembenahan ekonomi karena hutang yang dirasa cukup besar, apalagi setelah terjadi pemerosotan akibat pandemi.
Sudarnoto sendiri mengaku optimis dengan kepemimpinan Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Saya kira Malaysia akan menjadi semakin progresif. Indonesia dan Malaysia juga punya peluang untuk melakukan kerja sama yang lebih kuat untuk bidang ekonomi ujarnya.
Narasumber lain, Nazaruddin Nasution berpendapat bahwa terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai pemimpin baru di Malaysia membuatnya belum bisa memberikan jawaban atas topik yang disematkan pada diskusi webinar, yaitu mengenai era baru malaysia dan pengaruhnya di Indonesia.
Baca Juga: Tiktoker Ini Ungkap Jika PDIP Usung Anies, Seluruh Daerah Terkena Dampak Positif!
Topik ini baru akan menjadi kenyataan apabila Indonesia bisa menjawab pertanyaan, siapakah tokoh yang akan tampil sebagai pemimpin di Indonesia, menyusul terpilihnya Anwar Ibrahim di Malaysia. Jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, Ketua Departemen Hubungan Internasional Fakultas Humaniora, Universitas Bina Nusantara (BINUS), Tirta Nugraha Mursitama, menghimbau untuk lebih teliti dengan semangat kepemimpinan yang dimiliki Anwar Ibrahim.
Apakah semangatnya 25 tahun yang lalu akan sama dengan yang sekarang dengan usia 75 tahun. Ketika berhasil menduduki Perdana Menteri. Nah, itu menjadi pertanyaan yang harus kita lihat dengan lebih hati-hati. Ucap Tirta.
Kendati demikian, Tirta Nugraha Mursitama mengaku bahwa kemenangan Anwar Ibrahim ini dapat menjadi ujung tombak hubugan antara Indonesia dan Malaysia sebagai penggerak ASEAN.
Pengajar di Fakultas Hukum & Hubungan Internasional, Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia, Suyatno Ladiqi, selaku narasumber yang juga hadir pada diskusi webinar tersebut juga memberikan harapan besar untuk hubungan Malaysia Indonesia menjadi semakin erat.
Baca Juga: Guru Besar UI Sebut Masa Depan Demokrasi Indonesia Pesimis!
Saya berharap ini menjadi satu langkah ke depan hubungan Indonesia Malaysia semakin erat," pungkasnya.
Reporter: Leni Setya Wati
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi