Nabil Ahmad Fauzi Ketua Departemen Politik DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berpendapat Presiden tidak cukup hanya mengingatkanu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menghindari narasi politik identitas. Namun, PKS berpandangan Presidedn Jokowi perlu memberikan contoh. "Bagi kami, kuncinya adalah ketegasan dan sikap adil. Hal ini penting sebagai wujud political will dari beliau sebagai pemimpin negara," kata Nabil dalam keterangannya dilansir dalam kompas.com, Rabu (23/11/2022). Nabil mengatakan, jika hanya sebatas seruan, tentu pernyataan Jokowi tidak akan bermakna.
Politik identitas secara sederhana bisa dimaknai sebagai strategi politik yang memfokuskan pada pembedaan dan pemanfaatan ikatan primordial sebagai kategori utamanya. Politik identitas dapat memunculkan toleransi dan kebebasan, namun di lain pihak, politik identitas juga akan memunculkan pola-pola intoleransi, kekerasan verbal-fisik dan juga pertentangan etnik dalam kehidupan. Problematika kebangsaan kembali mengedepan tatkala bangsa ini memasuki era demokratisasi.
Baca Juga: Warga Jakarta Menyatakan Siap Tinggalkan PKS Usai Tak Jadi Dukung Anies
Nabil Ahmad Fauzi mengatakan masalah politik identitas sama halnya dengan politisasi agama dan polarisasi sosial yang berasal dari banyak pihak. "Maka, minimnya sikap tegas dan terlihat tebang pilihnya pihak Istana akan memicu reaksi serta melanggengkan politik identitas dan politisasi agama tersebut," ujar Nabil. Di sisi lain, PKS tetap mengapresiasi pesan Jokowi kepada capres-cawapres tersebut. Menurut Nabil, dari pernyataan itu, Jokowi sedang menjalankan peran sebagai kepala negara untuk memberikan panduan kenegaraan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar para capres-cawapres tidak menggunakan politik identitas dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Jokowi menegaskan bahwa politik identitas sangat berbahaya bagi Indonesia. Sehingga, politisasi agama serta SARA sebaiknya dihindari.
Baca Juga: PKS Ungkap Alasan Pilih Suswono Jadi Cawagub RK di Pilgub Jakarta
"Hindari ini. Lakukan politik gagasan, politik ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional HIPMI 2022 yang digelar di Solo, sebagaimana disiarkan Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (21/11/2022). "Sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam," katanya lagi. Jokowi juga meminta agar perdebatan yang kelak dilakukan capres dan cawapres merupakan perdebatan ide dan gagasan dalam membangun bangsa, bukan perdebatan yang justru membuat situasi politik panas. "Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter anget dikit, syukur bisa adem," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK
Editor : Pahlevi