Optika.id - Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja perempuan mencapai 53,41ri total perempuan berusia di atas 10 tahun pada Agustus 2022 lalu. Akan tetapi, di laporan yang sama ternyata penghasilan perempuan masih lebih rendah dengan rata-rata upah hanya Rp2,59 juta dibandingkan pekerja pria yang mencapai Rp3,33 juta.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Penting Bahas Keuangan Dulu!
Di satu sisi, saat ini telah banyak perempuan bekerja yang merupakan seorang ibu atau ibu tunggal yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam satu tahun terakhir, CEO Wagely, Tobias Fischer dan timnya mencatat bahwa banyak perempuan pekerja yang memanfaatkan aplikasi mereka untuk mendapatkan uang gaji demi memenuhi kebutuhannya.
Selama setahun terakhir, kami telah melihat bagaimana ibu pekerja berpenghasilan rendah hingga menengah menggunakan platform kami untuk meringankan beban finansial yang timbul dari masa tunggu di antara hari gajian, ucap Tobias dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Situasi 'mepet' yang sering dihadapi para ibu karier ini sebenarnya bisa diatasi dengan melakukan berbagai langkah finansial dengan disiplin. Berikut Optika.id rangkum beberapa resolusi untuk memperbaiki situasi finansial ibu karier di tahun 2023:
Meninjau Ulang Budget atau Dana Untuk Tahun yang Baru
Para ibu bisa mencoba untuk mencatat berbagai pengeluaran atau belanja yang sudah dilakukan di tahun ini, lalu menyeleksi dengan memilih secara bijak mana saja kebocoran dana belanja pribadi yang tak perlu atau yang dirasa terlalu boros.
Kemudian, mengurangi membeli barang yang tidak termasuk kategori kebutuhan serta lebih fokus pada pengeluaran yang penting seperti makan pokok dan kebutuhan sekolah anak.
Meningkatkan Literasi Keuangan
Para perempuan pekerja bisa memperluas pengetahuan atau litearsi keuangan sebagai salah satu resolusi terbaik yang bisa dilakukan. Tak hanya belajar dari buku-buku yang membahas finansial, sekarang akses informasi mengenai finansial sudah banyak ditemui misalnya melalui unggahan influencer keuangan atau video edukasi keuangan yang bertebaran di media sosial.
Baca Juga: Masalah Finansial Bikin Hidup Stres? Jangan Khawatir Ini Cara Mengatasinya!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mempersiapkan Dana Darurat
Meskipun posisi pekerjaan dirasa tidak terlalu berisiko, namun mempersiapkan dana darurat merupakan pilihan yang bijak dan penting untuk dilakukan. Tidak ada seorang pun yang mau memikirkan skenario terburuk menjadi nyata, namun mempersiapkan hal yang tidak terduga dapat menciptakan ketenangan pikiran.
Besarnya dana darurat bervariasi untuk setiap ibu pekerja. Idealnya, dana darurat harus mampu menutupi pengeluaran minimal tiga hingga enam bulan tanpa pendapatan.
Melepaskan Jerat Utang
Dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Oktober lalu total pinjaman online perorangan yang tidak lancar dan macet mencapai Rp4,54 triliun. Tak hanya itu, sebanyak Rp2,23 triliun di antaranya merupakan perempuan yang meminjam utang.
Baca Juga: Ingin Jadi Akuntan Profesional? Kuasai Tiga Keterampilan Ini!
Utang memang bisa menjadi hambatan signifikan untuk mencapai resolusi finansial. Maka dari itu, selalu perhatikan tiap anggaran yang ada dan sisihkan lebih untuk secepatnya melunasi hutang atau tanggungan yang masih ada. Sebisanya jangan biarkan denda keterlambatan pembayaran dan bunga hutang semakin menumpuk sehingga biaya yang dibayarkan membengkak.
Berhati-Hati dengan Inflasi Gaya Hidup
Saat mendapatkan kenaikan gaji atau bonus, tak jarang kita terbuai dengan self reward atau memanjakan diri. Tak ada salahnya dengan hal tersebut, namun jika tidak terkendali justru nantinya dapat terjerumus dalam fenomena Inflasi Gaya Hidup
Ingatlah untuk selalu fokus pada tujuan finansial. Hidup di bawah kemampuan bukan berarti mengorbankan kualitas hidup, tapi merupakan bagian penting untuk mempersiapkan diri menuju kemandirian finansial di masa depan.
Editor : Pahlevi