Optika.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku sudah legowo dan tidak mempermasalahkan lagi nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan yang diusung oleh Partai Nasdem.
Baca Juga: NasDem Jatim Gelar Rakorwil: Panaskan Mesin untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Kendati mengaku sudah legowo, namun hingga saat ini deklarasi koalisi perubahan yang beranggotakan tiga partai seperti Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PKS masih belum terealisasi.
Menanggapi simpang siur tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan jika pihaknya sudah menerima dengan lapang dada sosok AHY untuk disandingkan dengan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 nanti. Namun, menurutnya masih ada beberapa kesepakatan yang belum diputuskan di antara calon anggota koalisi sehingga deklarasi koalisi masih tersandung.
Tidak ada masalah. Pokoknya calon yang pas dengan presiden dan kesepakatan kita, katanya di Jakarta, Sabtu (21/1/2023).
Kendati demikian, Aboe Bakar tidak menyebut soal kesepakatan apa yang hingga kini masih menjadi ganjalan deklarasi koalisi perubahan tersebut. Dia berdalih jika apapun yang terjadi akan diumumkan dalam waktu dekat dan semuanya berupa hal yang baik dan positif.
Hingga kini, dia mengatakan jika seluruh calon anggota koalisi masih terus melakukan komunikasi yang intens dengan tujuan mencari titik temu untuk mencapai kesepakatan bersama.
Baca Juga: PKS Sebut Indonesia Tak Ada Oposisi, Yang Mengontrol DPR
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehingga, ujar Aboe Bakar, jika semuanya sudah rampung, maka deklarasi koalisi perubahan itu bakal segera dideklarasikan segera.
Kita lihat saja nanti masalahnya obrolannya hari demi hari berubah, pengen Desember eh mundur, pengen ini eh mundur, kenapa? karena mau cari titik temu yang pas dan masih panjang, cuma kalau bisa sih lebih cepat lebih baik, ujar Aboe.
Sebelumnya PKS sempat menyinggung lambannya keputusan soal deklarasi koalisi perubahan dengan Partai Nasdem dan Partai Demokrat lantaran terganjal perbedaan soal nama calon presiden (cawapres) 2024.
Baca Juga: Surya Paloh Kembali Jadi Ketum, Ingin Kader Tak Ganggu Parpol Lain!
Meskipun begitu, PKS meminta kepada dua parpol calon koalisi lainnya yakni Partai Demokrat dan Partai Nasdem agar realistis terhadap sosok yang potensial khususnya melihat apa yang masyarakat perlukan. Salah satu indikator melihat keinginan masyarakat yakni dengan mengacu kepada hasil survei.
Itu bisa kita dapat dari hasil survei yang objektif. Sehingga pasangan Capres-Cawapres yang akan dideklarasikan adalah yang terbaik sesuai harapan publik untuk Indonesia yang lebih baik, ujar Ketua DPP PKS Bidang Polhukam, Al Muzzammil Yusuf kepada wartawan, Kamis (19/1/2023) lalu.
Editor : Pahlevi