Ini Fakta-Fakta Pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi di Istana Negara

author Haritsah

- Pewarta

Sabtu, 28 Jan 2023 20:01 WIB

Ini Fakta-Fakta Pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi di Istana Negara

Optika.id - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dikabarkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga: Paloh Ngaku Sungkan Minta Jatah Menteri ke Prabowo

Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi berlangsung saat isu reshuffle kabinet santer beredar. Seperti apa fakta-fakta pertemuan keduanya?

1. Diungkap Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto

Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto mengatakan pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh merupakan kunjungan memuaskan rindu. Ia menambahkan kedua pihak itu sudah tiga bulan belakangan tidak ada berkomunikasi.

"Sekali lagi, dua tokoh yang kangen-kangenan," katanya yang mengaku sempat bertanya ke Surya Paloh saat ditemui di Pendopo Anies Baswedan, Jakarta pada Kamis (27/1/2023).

Pertemuan antar Surya Paloh dan Jokowi ini ramai menjadi perbincangan publik. Sugeng menyampaikan pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu sebagai pertemuan hubungan kakak adik.

Sugeng, yang mengklaim sering menemani Surya Paloh tiap bertemu Jokowi, tak banyak mengungkap maksud dari kunjungan itu. Tapi dia menduga, tujuan pertemuan ini ingin membangun kebersamaan.

"Saya tahu persis, saya kebetulan sering mendampingi Pak Surya mendampingi Pak Jokowi bertemu membicarakan tentang bangsa dan berbagai tantangan," dalam pengakuannya.

Ia pun mengatakan topik pembicaraan pertemuan tak lepas membincangkan persoalan ekonomi, sosial budaya di Indonesia. Pertemuan seperti ini, kata dia, mesti dicontoh oleh tokoh-tokoh besar Indonesia lainnya.

"Alangkah eloknya, alangkah bagusnya, saling membahas persoalan-persoalan bangsa bersama," ujarnya.

2. Isu yang dibahas

Presiden Joko Widodo merangkul Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat menghadiri penutupan Kongres Kedua Partai Nasdem dan HUT ke-8 Partai Nasdem di Jakarta International Teathre, Jakarta, Senin, 11 November 2019. Twitter.com

Baca Juga: Respon Paloh Usai Ditanya NasDem Soal Oposisi atau Pemerintahan?

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dikabarkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi berlangsung saat isu reshuffle kabinet santer beredar. Seperti apa fakta-fakta pertemuan keduanya?

3. Dibenarkan oleh pihak Istana

Pihak Istana membenarkan adanya pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis sore, 26 Januari 2022.

Pertemuan digelar di tengah bergulirnya isu kocok ulang alias reshuffle kabinet Jokowi yang menyasar menteri NasDem.

"Betul ada pertemuan tersebut kemarin sore," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin kepada wartawan, Jumat, 27 Januari 2023.

Baca Juga: Paloh: NasDem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

4. Desakan reshuffle

Sebelumnya, desakan reshuffle juga disampaikan sejumlah politikus PDIP terhadap menteri dari Partai NasDem. Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan usulan mengevaluasi dua menteri NasDem, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar tidak hanya didasarkan pada kinerjanya.

Menurut dia, asal partai menteri tersebut juga mempengaruhi usulan reshuffle. Syahrul dan Siti berasal dari Partai NasDem. Usai mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, desakan terhadap partai untuk keluar dari koalisi pendukung Jokowi menguat, salah satunya dari PDIP.

"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya mengundurkan diri, kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat.

Sugeng tak menampik jika ada kemungkinan menyinggung Pemilu 2024. Topik pembicaraan pertemuan tak lepas membincangkan persoalan ekonomi, sosial budaya di Indonesia.

"Betul juga dalam waktu dekat ini kita akan masuk prosesi besar pemilu, misalnya membutuhkan kondisivitas yang baik dan itu yang dibahas oleh Pak Surya. Tak secara eksplisit ya, sekali lagi saya tidak mengorek lebih jauh. Ini biarkan menjadi informatif," kata Sugeng.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU