Ini Alasan Puncak Acara Harlah Satu Abad NU Digelar di Sidoarjo, Berikut Persiapannya!

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Rabu, 01 Feb 2023 17:48 WIB

Ini Alasan Puncak Acara Harlah Satu Abad NU Digelar di Sidoarjo, Berikut Persiapannya!

Optika.id - Momen bersejarah puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) akan dihelat di Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten berjuluk Kota Delta tersebutdipilih bukan tanpa alasan. Sidoarjo disebut sebagai basis terbesar hingga menjadi daerah yang mempengaruhi cikal bakal berdirinya NU

Baca Juga: Makin Kuat, PBNU Desak PKB Tentang Peran Ulama di Partai

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, mengatakan Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia itu tidak bisa lepas dari Sidoarjo. Sebab para pendiri NU juga pernah mondok di Kota Delta.

Sebelum NU lahir, di Sidoarjo sudah banyak sekali berdiri pondok-pondok besar, dan itu selalu jadi rujukan 200 tahun yang lalu. Bahkan, pendiri NU juga mondok di sana, termasuk yang kemarin kita jadikan cagar budaya seperti di Pondok Sono dan Al-Hamdaniyah Panji, terangnya, Rabu (1/2/2023).

Sidoarjo dikenal dengan pusat studi bagi berbagai ulama yang berpengaruh pada Nahdlatul Ulama. KH. Maksum pencetus kitab yang jadi rujukan pondok pesantren seluruh Indonesia, merupakan santri cetakan Sidoarjo. Ada juga KH. Abdul Karim pendiri Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, salah satu pondok terbesar di Jawa Timur dan Indonesia

Selain itu yang tidak dapat di pisahkan para pendiri NU yang diketahui mondok di Sidoarjo khususnya di Alhamdaniyah, diantaranya KH. M Hasyim Asyari, KH. AsyAd Samsul Arifin, KH. Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH. Alwi Abdul Aziz, KH. Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir (Bangkalan) KH.Wahab Hasbullah, KH. Umar (Jember), KH. Usman Al Ishaqi, KH. Abdul Majid (Bata-bata Pamekasan), KH. Dimyati (Banten), dan masih banyak ulama besar lainnya.

Secara historis, perkembangan dan ikatan batinnya, NU tidak bisa lepas dari Sidoarjo. Bahkan pascakemerdekaan, ada markas besar ulama di Waru, ucapnya.

Gus Muhdlor sapaan akrab bupati Sidoarjo itu mengungkapkan, bahwa Sidoarjo telah mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut Harlah Satu Abad NU 7 Februari 2023 mendatang. Diperkirakan sebanyak kurang lebih 1 juta orang akan hadir tumpah ruah memadati Gelora Delta Sidoarjo.

Baca Juga: Pengurus Kiai PBNU Meminta PKB Diperbaiki, Dulu Diancam Carok Saat Dirikan Partai

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mulai fasilitas penunjang kegiatan seperti tempat ibadah, 110 pos kesehatan, logistik, dan informasi, hingga tempat istirahat untuk tamu undangan telah disiapkan matang-matang, untuk menyambut Harlah yang diperkirakan dihadiri lebih dari satu juta orang itu.

Kita sudah menyiapkan suporting, agar kegiatan bisa berjalan lancar. Ada informasi kalau beberapa sekolah (NU) itu sudah penuh untuk tempat istirahat tamu, akhirnya kita sediakan kantor-kantor dinas sebisa mungkin untuk jadi tempat istirahat. Karena hotel kurang dari satu bulan juga sudah penuh semua, ucap Gus Muhdlor.

Bupati Sidoarjo itu mengatakan kalau ada lebih dari 140 masjid di lingkungan Kota Delta yang siap dan bisa digunakan para peserta yang hadir. Mengingat, titik pusat acara yang berlokasi di Gelora Delta Sidoarjo hanya bisa diisi sekitar 40 ribu orang saja.

Baca Juga: Sebut Gus Yahya dan Gus Ipul Politisasi PBNU, Cak Imin: Nggak Sopan!

Kita juga telah melakukan sosialisasi kepada teman-teman penggerak ekonomi di sekitar GOR untuk tetap buka walaupun malam, jelasnya

Untuk itulah, kata Gus Muhdlor mengajak seluruh warga Sidoarjo bersikap selayaknya panitia mensukseskan kegiatan tersebut. antusias yang tinggi datang dari masyarakat di beberapa desa untuk mendukung kegiatan tersebut. Seperti, beberapa desa yang dengan sukarela menawarkan untuk menyediakan dua sampai 10 nasi bungkus bagi para peserta dari berbagai daerah itu.

Ini akan menjadi tolak ukur kita yang tidak hanya di kancah nasional namun juga kanca internasional karena hadir juga 300 tokoh muslim dunia, Ini sangat menyentuh hati kami dan ini yang kami harapkan, politik partisipatif, gotong royong bersama-sama untuk menjadi tuan rumah yang baik. Dan ini tanpa intervensi dari pemerintah, pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU