Optika.id - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengatakan seorang presiden harus pandai memilih para menteri yang mampu dan paham dengan visi misinya.
Baca Juga: Usai Mundur dari Ketum PBB, Yusril Akan Jadi Menteri Kabinet Prabowo?
"Jangan biarkan para menteri-menteri berkreasi seenaknya sendiri!" tegasnya seperti dikutip Optika.id dari akun Twitter-nya @Yusrilihza_Mhd, Minggu (12/2/2023).
Dia menambahkan, seorang presiden harus mempunyai kewibawaan, gagasan, kemampuan, dan pemahaman terhadap persoalan fundamental bangsa. Pemilihan menteri harus didasarkan pada gagasan yang hendak dikerjakan presiden.
"Sangat aneh jika ada presiden terpilih lantas panggil calon menteri, lalu bertanya apa yang akan anda kerjakan jika anda saya lantik menjadi Menteri ESDM, misalnya," kata Yusril.
Seharusnya kata Yusril, calon menteri tersebut yang balik bertanya ke presiden mengenai programnya. Sehingga, seorang presiden harus sudah punya konsep dan program di bidang ESDM.
"Dan panggil calon menteri. Ini program saya. Anda sanggup menjabarkannya lebih rinci dan melaksanakannya dengan mengatasi segala kendala atau tidak, ujarnya.
Jangan sampai, kata Yusril, menteri-menteri berkreasi sendiri-sendiri, dan presiden fokus pada apa yang disuka.
Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Siapa Penggantinya?
Hal tersebut akan berakibat pada program presiden tidak mengarah kepada tujuan utama, yakni mengangkat harkat dan martabat bangsa menjadi lebih baik dalam jangka waktu jabatan kepresidenannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yusril menambahkan, pemimpin yang cerdas dan berwibawa diyakini mampu membangun kesadaran dan rasa percaya diri rakyat. Rakyat tidak boleh lagi mudah terpukau pada kemajuan bangsa lain yang membuat merasa rendah diri dan tak percaya diri, sehingga menganggap apa saja yang ada pada bangsa ini semua dipandang jelek.
"Rasa percaya diri itu hanya bisa dibangun oleh pemimpin yang cerdas dan berwibawa yang segala omongannya itu didengarkan rakyat. 'Sabdo pandito ratu' dalam peristilahan Jawa. Omongan yang jelas, tegas, bijak dan dimengerti semua orang mulai tukang becak sampai Guru Besar," tukasnya.
Omongan dan perbuatan pemimpin yang didengarkan oleh rakyat itu, kata Yusril, juga harus didukung oleh sistem dan perencanaan yang baik, serta target yang jelas untuk menjadi acuan pergerakan bangsa ke depan.
Baca Juga: Serahkan Keputusan ke MK, Yusril Optimis Permohonan Anies-Ganjar Ditolak
'Bagaimana kita harus mampu mendayagunakan potensi SDM, SDA dan segala peluang yang ada," katanya.
Selain itu kata Yusril, demi kemajuan bangsa dan negara, harus dilakukan oleh pemimpin dengan kemampuan melakukan negosiasi kerjasama bilateral dan multilateral, serta kecanggihan berdiplomasi. Akan tetapi, dilakukan dengan mengutamakan kepentingan nasional dan rakyat di atas segalanya.
"Presiden tidak mungkin mengerjakan itu sendiri. Tetapi dia harus punya kewibawaan, gagasan, kemampuan dan pemahaman terhap persoalan fundamental bangsa ini. Presiden harus memilih para menteri yang mampu dan paham visi presiden karena menteri-menteri itu pembantu presiden," pungkasnya.
Editor : Pahlevi