PAN Gelar Simposium 1 Abad NU, NU Tegaskan Posisinya Netral

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 20 Feb 2023 08:25 WIB

PAN Gelar Simposium 1 Abad NU, NU Tegaskan Posisinya Netral

Optika.id - Kehadiran para elite Nahdlatul Ulama (NU) di acara Simposium 1 Abad Nahdlatul Ulama yang digelar oleh Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sheraton Surabaya pada Sabtu (18/2/2023) dinilai oleh Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo merupakan wujud sikap netral terhadap partai politik.

Baca Juga: Kuasa Hukum Sungkono Akan Laporkan Tomliwafa ke Bawaslu

Menurut Ari, masyarakat selama ini kadung menganggap jika NU merupakan hak milih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan hal tersebut secara tidak langsung meruncingkan perbedaan yang ada antara ormas tersebut dengan perpolitikan Indonesia. padahal, Ari menilai jika di kalangan internal NU sendiri mayoritas mereka tidak begitu suka apabila selalu dikatikan pada satu partai politik tertentu.

Adapun sikap NU yang menghadiri symposium tersebut menurutnya adalah bentuk netral terhadap semua partai politik.

Jadi arahnya ke sana. Makanya, ketika PAN menggelar symposium ini dan disetujui oleh NU, ini menunjukkan jika NU ungiin kembali pada posisi politiknya yang netral dan bukan selalu dikaitkan dari politik PKB yang selama ini kita tahu, jelasnya, Minggu (19/2/2023).

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf yang mengatakan bahwa Nahdliyin (sebutan bagi anggota NU) dibebaskan untuk memilih partai politik manapun, termasuk jika ingin merapat ke PAN yang notabene terlahir dari rahim Muhammadiyah.

Tak hanya itu, dirinya juga mengapresiasi gelaran acara menjelang tahun politik ini karena menurutnya hal tersebut dapat mencairkan suasana, menepis anggapan politik identitas, dan mampu meredakan tensi politik yang mulai menegang beberapa waktu belakangan ini.

Di sini dari posisi NU menegaskan bahwa semua boleh memilih PAN atau bahkan memilih partai yang lain. Dari PAN sendiri mengatakan dengan sikap ini PAN terbuka terhadap NU, PAN bukan hanya berbasis pada Muhammadiyah, jadi suasana cair dan ini yang dibawa PAN terbuka dengan semua, kata Ari.

Baca Juga: PKB dan PBNU Masih Terus Berseteru, Benarkah Karena Dendam Masa Lalu?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun acara symposium 1 Abad NU yang digelar PAN di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur tersebut dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekjen PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Saifullah Yusuf yang kerap disapa Gus Ipul.

Sementara itu, Zulkifli Hasan selaku Ketua Umum PAN mengatakan jika acara tersebut digelar sebagai upaya memperkuat tali silaturahmi dan upaya duduk bersama antar kedua ormas Muhammadiyah dan NU. Menteri Perdagangan itu juga mengatakan jika duduk bersama yang dimaksud bukan berarti harus sama.

Dia menegaskan bahwa perbedaan antaran NU dan Muhammadiyah sebisa mungkin jangan menjadi perangkap sehingga keduanya tidak berkembang dalam banyak aspek. Justru, perbedaan ini harus dijadikan modal utama dalam membangun bangsa dan mengantarkan Indonesia menjadi negara maju bersama-sama.

Baca Juga: Mengulik Hubungan Mesra NU dengan Pemerintah

Padahal cita-cita kita pada 2045 Indonesia menjadi negara maju. Mustahil, jika umat Islam tidak bersatu kokoh walaupun dalam keberagaman. Jangan sampai kita terperangkap disini. Kita harus tembus menjadi negara yang maju. Negara yang maju, kita harus menguasai dunia, ucap Zulkifli Hasan.

Ketum PBNU pun mengatakan jika saat ini PAN sudah berhasil membentuk dirinya sendiri sebagai partai politik yang rasional. Yahya menyatakan kebanggannya terhadap partai berlambang matahari putih ini yang enggan bahkan tidak mengedepankan politik identitas yang saat ini santer terdengar.

Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada PAN, Pak Zul dan PAN sudah ikut menyemarakkan satu Abad NU dan menyambut abad ke-2 nya, ujar Gus Yahya dalam acara tersebut.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU