Optika.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dalam pidato yang disampaikan di hadapan para Kader Demokrat pada Selasa (14/3/2023) lalu mengkritisi banyak hal sekaligus meningkatkan daya tawarnya.
Baca Juga: Demokrat Resmi Nyatakan Dukungan untuk Khofifah-Emil di Pilgub Jatim
Menariknya, dalam pidato yang berlangsung selama 30 menit tersebut, selain mengkritisi kebijakan ekonomi dan hukum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menariknya AHY tidak menyinggung Koalisi Perubahan serta nama Anies Baswedan.
Menurut Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, pidato tersebut sudah identic dengan internal Partai Demokrat itu sendiri. Namun, kehadiran banyak kader dalam acara tersebut belum dimanfaatkan oleh AHY untuk mendukung Koalisi Perubahan dan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Sinyal ini bisa terjadi akibat adanya ketidakpastian dari PKS dan Partai Nasdem untuk nasib AHY dalam tubuh Koalisi Perubahan itu sendiri.
"Koalisi Perubahan ini masih sendiri-sendiri. Meskipun ketiga partai sudah menyatakan dukungan kepadaAnies Baswedan tetapi saya melihat Demokrat menunggu dari Nasdem dan PKS terkait posisi AHY sebagai cawapres Anies," ujar Arifki dalam keterangannya, Kamis (16/3/2023).
Arifki menilai jika langkah politik Partai Demokrat lebih tajam dibandingkan dengan Partai Nasdem yang masih berada dalam pemerintahan. Hal ini terlihat dari sikap politik pribadi dari partai terhadap pemerintahan Jokowi yang tersirat dalam pidato ketua umumnya. Menurut Arifki, Partai Demokrat hendak mengambil langkah awal daripada menunggu Partai Nasdem yang berdiri di atas dua kaki dan satu kakinya masih berada di pemerintahan.
Baca Juga: AHY Sebut Presiden Jokowi Tak Pernah Tawarkan Kaesang ke Demokrat
Terkait Partai Nasdem, Arifki menganggap bahwa Partai Nasdem sedang dilematis. Terutama terkait sikap politiknya dalam mengusung dan mendukung Anies Baswedan serta narasinya yang terpecah antara pihak oposisi atau pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Mungkin saja, Partai Nasdem ingin mengkolaborasi narasi pemerintah dan oposisi. Yang terpenting mereka memiliki kepentingan elektoral pada dua sisi," katanya.
Apabila hal tersebut dilakukan oleh Partai Nasdem, maka Arifki menyebut bahwa kemungkinan wakil Anies bukanlah AHY. Maka dari itu, dia melihat kemungkinan Partai Demokrat akan menawarkan diri pada partai lain apabila masih belum ada kepastian terkait cawapres Anies dari Partai Nasdem dan PKS.
Baca Juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!
"Pidato AHY itu memberikan pesan politik bahwa Koalisi Perubahan tidak mungkin tegas mengkritik pemerintah karena belum jelasnya posisi Nasdem. Sepertinya AHY ingin menggiring sendiri sikap Demokrat ke hadapan rakyat tanpa harus menunggu AHY bakal menjadi cawapres Anies atau tidak," ucapnya.
Untuk diketahui, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa partainya akan menyerahkan sepenuhnya soal cawapres kepada Anies Baswedan. Herzaky menyebut jika sah-sah saja muncunya berbagai nama lain yang disebuut-sebut bakal menjadi cawapres.
"Kami sudah sampaikan bahwa itu sepenuhnya merupakan hak dan wewenang dari mas Anies Baswedan selaku bacapres. Kami akan mengikuti. Kalaupun misalnya masih di sana-sini kader menyampaikan aspirasi itu kan sah-sah saja. Namanya kader menyampaikan aspirasi," kata Herzaky di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023) lalu.
Editor : Pahlevi