Pengamat: Koalisi Besar Jokowi Akan Berakhir dengan Wacana Belaka!

author Danny

- Pewarta

Selasa, 18 Apr 2023 22:04 WIB

Pengamat: Koalisi Besar Jokowi Akan Berakhir dengan Wacana Belaka!

Optika.id - Pengamat politik Adi Prayitno menilai penjajakan koalisi besar yang disebut didalangi oleh Presiden Joko Widodo(Jokowi) ini, memungkinkan berakhir hanya sebatas wacana.

Baca Juga: Pengamat Ungkap Kepuasan Jokowi Karena Bansos dan Infrastruktur

Bukannya tanpa alasan, ia menilai hal tersebut bisa terjadi lantaran bukan hanya sejauh ini tak mengalami progres, namun bakal mengalami dinamika pada teknis menentukan calon presiden. Artinya koalisi hanya mentok pada level isu namun sulit untuk mempraktikkannya.

"Yang jadi perdebatan, yang menjadi rumit itu ketika siapa yang kira-kira akan jadi capres. Di situ rumit dan sangat potensial deadlock karena menyatukan banyak partai itu sama dengan menyatukan banyak kepentingan-kepentingan politik yang ada di dalamnya," jelasnya di Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Menurut Adi, koalisi besar pada level wacana untuk menggabungkan lima partai pendukung pemerintah sangat realistis. Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak mengalami kendala karena memiliki kesamaan platform selaku partai pendukung pemerintah.

"Pada konteks itu tidak ada perdebatan apapun," ujarnya.

Sekalipun begitu, tak menutup kemungkinan penjajakan bakal berakhir buntu ketika intensitas komunikasi ditingkatkan untuk membahas siapa pasangan yang bakal diusung. Belum lagi ada upaya membuka ruang bergabungnya PDI Perjuangan yang diyakini bakal mengusung kader sebagai capres.

Baca Juga: Putusan MA Soal Usia Akan Tuai Perdebatan, Akankah Gibran Episode 2?

Kesulitan menentukan capres sejatinya bisa dibaca dari pergerakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang hingga kini belum mendeklarasikan siapa pasangan yang bakal diusung. Padahal masing-masing koalisi sudah memenuhi ambang batas untuk mencalonkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KIB gabungan Golkar, PAN dan PPP selaku pelopor koalisi hingga kini belum solid menentukan capres. Malahan menyuarakan kandidat eksternal untuk diusung. Situasi serupa juga terlihat dari KIR yang hingga kini belum berani deklarasi capres.

Dengan demikian, sulit membayangkan kedua koalisi melebur menjadi satu untuk menghadapi Pemilu 2024. Pasalnya dibutuhkan figur capres yang dapat diterima seluruh pihak sebagai pengikat atau pemimpin koalisi.

Baca Juga: Adi Prayitno Sebut Kaesang Layak Maju Gubernur, Jangan Wakil!

"Kita tahu misalnya Gerindra harga mati Prabowo maju capres, Airlangga harga mati maju capres. Apalagi ada PDIP yang harga mati mengusung capres, PKB juga begitu," jelas Adi.

Situasi ini diyakini bakal bertahan atau bahkan semakin kompleks apabila PDIP memilih untuk masuk dalam barisan. Maka koalisi besar lebih besar peluang batal dibandingkan bakal terbentuk.

"Makanya tidak mengherankan hingga sekarang ini masih sebatas silaturahmi dan penjajakan," kata Adi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU