Asal Usul Membeli Baju Baru Jelang Lebaran, Begini Sejarahnya

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Kamis, 20 Apr 2023 17:18 WIB

Asal Usul Membeli Baju Baru Jelang Lebaran, Begini Sejarahnya

Optika.id - Bukan rahasia jika Lebaran jadi satu momen menyenangkan. Pasalnya, saat Lebaran kita akan dapat libur panjang, THR, plus bisa berkumpul bersama keluarga.

Baca Juga: Mengenal Kue Lidah Kucing, Primadona Lebaran Warisan Kolonial

Momen Idul Fitri juga melahirkan banyak tradisi bagi masyarakat Indonesia, salah satunya kebiasaan membeli baju baru. Berbagai pusat perbelanjaan pun banjir pengunjung yang berburu pakaian terkini.Sejarah tradisi baju Lebarantercatat sudah dilakukan sejak abad ke-20, bagaimana awalnya?

Fenomena ini akan semakin terlihat jelas ketika menjelang hari raya idul fitri, kebiasaan membeli baju saat Lebaran tercatat sudah dilakukan sejak awal abad ke-20. Ini dibuktikan dengan catatan penasihat urusan pribumi untuk pemerintah kolonial, Snouck Hugronje, kepada Direktur Pemerintahan Dalam Negeri.

Keterangannya juga termuat dalam surat Nasihat-Nasihat Snouck Hugronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1939 Jilid IV.Dalam surat yang ditulis 20 April 1904 tersebut, tercatat bagaimana cara masyarakat memperingati Idul Fitri.

Dijelaskan bahwa orang-orang pada masa tersebut merayakan pesta disertai dengan hidangan khusus. Mereka juga saling berkunjung dengan sanak saudara dan kerabat. Tidak ketinggalan, masyarakat juga membeli pakaian baru sebagai hiburan yang menggembirakan.

Tradisi membeli pakaian saat Lebaran ternyata mirip dengan kebiasaan orang di Eropa. Snouck dalamIslam di Hindia Belandamenjelaskan bahwa rutinitas tersebut kerap dilakukan setahun sekali saat perayaan tahun baru. Meski demikian, hal ini dianggap tidak oleh pemerintah Hindia-Belanda.

Baca Juga: Epidemiolog Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Covid-19 Saat Mudik Lebaran

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seorang Residen Semarang, Steinmetz, dan pejabat Hindia Belanda, De Wolff, mengkritik kebiasaan tersebut. Mereka bahkan menyebuttradisilain saat menyambut Lebaran sebagai 'sumber bencana ekonomi'.

Keduanya mengungkapkan bahwa kebiasaan membeli baju, membeli petasan, dan lainnya dapat merugikan pemerintahan. Alasannya, para bupati dan pamongpraja bumiputra 'memakan' dana pemerintah untuk merayakannya.

Secara tidak langsung, kebiasaan membeli baju saat Lebaran ini bisa dihubungkan dengan ajaran Islam. Namun, faktanya, islamtidak memintamu selalu memakai pakaian baru saat Idul Fitri. Islam menganjurkan setiap muslim untuk tampil terbaik pada hari raya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian yang bersih dan wangi serta dianjurkan pula untuk memotong rambut.

Baca Juga: Mau Tukar Uang Baru Buat Lebaran? Bisa Tukar di Sini Guys!

Tradisi ini sudah hidup sejak awal masa kejayaan Islam sekitar 1400 tahun lalu, melansirScoop Empire pada Kamis (20/4/2023) Bisa jadi, dari sinilah kebiasaan membeli baju baru saat Lebaran terbentuk. Simbolisnya, baju baru diidentikkan dengan kondisi bersih dan dalam keadaan baik.Lebih jauh, kebiasaan ini tidak hanya dilakukan muslim Indonesia.

Di Mesir, dari zaman kuno, orang-orang sudah membeli kain untuk dijahit jadipakaianpada Idul Fitri. Tradisi tersebut menunjukkan keceriaan, rasa senang, dan sopan ketika bertemu sanak saudara dan kolega.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU