Optika.id- Lembaga survei berlomba menyurvei kandidat capres, kini bandul beralih ke cawapres. Sebab, peta persaingan ketat kini terjadi pada kandidat cawapres.
Baca Juga: Jika AMIN Menang, Apakah Menteri Berasal dari Muhammadiyah?
Tiga kandidat capres yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan bingung memilih siapa yang terbaik.
Mereka pun rajin memantau hasil survei yang dilakukan lembaga survei. Terbaru, lembaga Survei PolMark Indonesia merilis hasil temuannya cawapres potensial di Pilpres 2024.
Hasilnya, nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sangat potensial dibanding kandidat lainnya.
Berdasarkan survei tersebut, Cak Imin berjejer di urutan kelima sebagai kandidat calon presiden (capres) secara nasional dengan perolehan 4,8 persen di bawah Ridwan Kamil yang mendapatkan 5,2 persen.
Jadi, kalau sebagai Cawapres justru Cak Imin sangat potensial, ungkap Direktur Survei PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiantoro, Senin (1/5/2023).
Baca Juga: Bisakah Terbentuk Koalisi AMIN-Ganjar-Mahfud Melawan Prabowo-Gibran?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eko menjelaskan, berdasarkan temuannya, nama Cak Imin belakangan ini senyap dan melesat menggungguli kandidat calon wakil presiden lainnya, terutama di Jawa Timur.
Khusus di wilayah Jawa Timur, Cak Imin menempati posisi teratas dengan 11, 5 persen, Khofifah Indar Parawansa 5, 8 persen, Ridwan Kamil 1,9 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen, Puan Maharani 1,5 persen, dan lainnya di bawah 1 persen.
Nama Cak Imin belakangan ini justru berjejer dengan nama-nama Capres lainnya seperti Prabowo, Anies dan Ganjar. Cak Imin tidak hanya masuk dalam radar survei sebagai Cawapres ucap Eko.
Baca Juga: Sore Ini, KPU Akan Tetapkan Pasangan Capres-Cawapres 2024
Diketahui, survei PolMark Indonesia ini dilakukan di 77 Dapil sejak 23 Januari sampai 17 Maret 2023, ditambah satu Dapil lagi diadakan lebih awal, yaitu 26 Oktober sampai 3 November 2022, sehingga total keseluruhan agregat data 78 survei Dapil.
Survei dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terhadap 62.480 responden yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, dengan margin of error kurang lebih 0,4 persen.
Editor : Pahlevi