Ramai Dibicarakan, Seberapa Bahaya Virus Marburg?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 15 Mei 2023 13:37 WIB

Ramai Dibicarakan, Seberapa Bahaya Virus Marburg?

Optika.id - Virus Marburg beberapa waktu belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Virus ini pernah menyebabkan wabah di beberapa negara di Afrika dan wabah ini kembali muncul di Guinea Khatulistiwa serta Tanzania. Hal ini menunjukkan bahwa virus ini sebenarnya sudah eksis sejak lama.

Baca Juga: IDAI: Pemerintah Wajib Gencarkan Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Cegah Kejadian Luar Biasa

Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg ini menyaru seperti demam berdarah dan menyerang manusia maupun primata. Penyakit ini cukup berbahaya lantaran virus Marburg bisa menyebabkan tingkat kematian yang tinggi mencapai 88%.

Gejala dari virus ini cenderung muncul tiba-tiba, seperti demam berdarah yakni sakit kepala, nyeri otot, dan badan terasa pegal. Penyakit dari virus ini juga bisa disertai dengan diare, nyeri, mual dan muntah, kram perut, mata merah serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Masa inkubasi virus ini pun bervariasi yakni antara dua sampai 21 hari lamanya.

"Selama lima sampai 13 hari setelah itu, penderita biasanya akan semakin lemah, sesak napas, dan mengalami bengkak di tubuh. Timbul juga gangguan kesadaran, seperti kebingungan dan mudah tersinggung. Selanjutnya, baru muncul gejala perdarahan, semisal mimisan, gusi berdarah, serta buang air besar dan muntah yang disertai darah," jelas Medical Dept. PT Kalbe Farma Tbk, Johan Indra Lukito dalam keterangannya yang dikutip Optika.id, Senin (15/5/2023).

Tubuh yang diserang oleh virus ini perlahan akan parah dan menganggu berbagai organ tubuh seperti hati, ginjal, dan pancreas. Pasien yang kondisinya semakin kritis bisa mengalami kejang, gangguan metabolism, dehidrasi berat, kegagalan fungsi organ, syok bahkan koma.

Bahkan pada kasus yang fatal, kematian bisa terjadi setelah 8 -9 hari masa inkubasi virus dan setelah timbul gejala. Biasanya, pada kasus yang fatal, gejalanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan mengalami syok.

Baca Juga: Waspada Rotavirus, Momok Menakutkan Bagi Anak yang Bisa Sebabkan Diare Serius

Bagaimana Penularannya?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan penjelasan dari Johan, virus Marburg dapat menulai melalui cairan tubuh manusia atau hewan yang sudah terinfeksi. Baik dari air liur, darah, keringat, urin dan feses. Virus juga dapat menyebark melalui kontak tidak langsung dari benda yang telah terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini bisa bertahan selama empat hingga lima hari pada benda tersebut.

"Pada ibu hamil yang terinfeksi, virus marburg bahkan dapat ditemukan di air ketuban atau plasenta, dan air susu ibu (ASI) setelah ia sembuh. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk tidak menyusui demi mencegah penularan virus ke anak," ucap Johan.

Baca Juga: Ketahui Gejala Virus Marburg yang Mematikan, Rasio Kematian Capai 88 persen

Hingga saat ini, masih belum ada obat atau vaksin tertentu untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg ini. Pasien yang terinfeksi biasanya segera diberikan penanganan intensif dan diisolasi dengan pemberian cairan, nutrisi, hingga obat untuk meredakan gejala yang dialami seperti demam, dehidrasi, nyeri, dan pendarahan.

Kendati orang yang terinfeksi oleh virus ini masih belum banyak bahkan belum sampai 600 orang di seluruh penjuru dunia, masyarakat diimbau untuk tetap waspada serta melakukan tindakan pencegahan agar terhindar dari virus ini. Menjaga kesehatan tubuh melalui pola makan bergizi, istirahat yang cukup, mengonsumsi air yang cukup, olahraga teratur serta selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah cara yang cukup optimal untuk menghindarkan diri dari virus ini, maupun virus yang lain.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU