Optika.id - Beberapa waktu yang lalu tepatnya 27 Agustus 2022 musyawarah rakyat (Musra) digelar di Bandung, Jawa Barat. Musra yang dilakukan relawan Jokowi tersebut juga diwacanakan bakal digelar pada Maret 2023 dan dilaksanakan di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Dalihnya, Musra tersebut dilakukan supaya merepresentasikan suara rakyat di seluruh Indonesia. agenda terakhir dari Musra bakal dihelat di Jakarta yang mana akan ditutup oleh Jokowi sebagai seremoni akhir dari agenda Musra pamungkas tersebut.
Baca Juga: Membaca Arah Dukungan Jokowi, Masih Main Dua Kaki?
Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam, serangkaian acara Musra relawan Jokowi tersebut tidak sepenuhnya digelar untuk menjaring aspirasi rakyat. Dia menganggap bahwa Musra tersebut dihelat sebagai ajang konsolidasi sekaligus untuk memperkuat posisi tawar kelompok relawan Jokowi di mata para calon presiden (capres) yang berlaga nantinya.
"Itulah cara yang ampuh sembunyi dari nalar dan respon yang negatif. Sebagai instrumen pembenaran, acapkali atas nama rakyat yang dikedepankan. Semua tentunya berbasis pada kepentingan dan strategi dalam menggaet opini dan simpati publik," kata Arman kepada Optika.id, Kamis (24/11/2022).
Arman juga mengamini bahwa ajang Pilpres 2024 merupakan ajang pertarungan dan pertaruhan bagi nasib kelompok relawan Jokowi. Apabila calon yang didukung oleh mereka didukung dan sukses memenangi pilpres, maka kelompok relawan Jokowi tersebut kemungkinan besar bisa tetap bertahan hidup dan kembali menikmati manisnya kekuasaan.
"Muara dari relawan atau tim sukses adalah bisa ikut menikmati kekuasaan. Relawan biasanya membaca interest calon atau figur yang didukung. Dalam hal ini, relawan Jokowi yang dukungannya terkesan berubah-ubah," ujar Arman.
Tercatat, setidaknya ada belasan tokoh kelompok relawan Jokowi yang kini didapuk menjadi pejabat strategis pemerintahan maupun sebagai petinggi dari BUMN. Misalnya, Andi Gani Nena Wea yang bertahan sebagai Komisaris Utama PT PP (Persero) Tbk., kemudian Budi Arie yang kini menjadi Wamen Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Di Musra sendiri Andi Gani Nena Wea berstatus sebagai Ketua Dewan Pengarah dalam Musra.
Baca Juga: Menilik Saat Kejadian Munas MES, Erick Thohir Kembali Dibayang-bayangi Sandiaga Uno
Lebih jauh, Arman mengatakan bahwa Jokowi hingga kini tetap menjadi salah satu figure yang memiliki pengaruh cukup kuat dalam menentukan arus peta politik nasional. Pasalnya, Jokowi masih memiliki konstituen serta simpatisan yang hingga kini masih loyal terhadapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kekuatan ini tidak bisa disepelekan oleh calon yang akan bertarung sehingga wajar jika para calon presiden berlomba menarik simpati Jokowi agar mendukungnya dan diharapkan gerbong di belakang Jokowi juga akan seirama," ucap Arman.
Di satu sisi, Jokowi juga ditengarai memiliki kepentingan guna menentukan suksesor yang mampu melanjutkan dan mengamankan berbagai kepentingan politiknya di Istana. Hal tersebutlah yang menjelaskan mengapa Jokowi juga tak segan-segan mengumbar dukungannya atau endorsement nya kepada para capres yang diklaim potensial dalam memenangi Pilpres 2024 nantinya.
"Hal ini adalah sebuah simbiosis mutualisme karena diharapkan siapa pun ke depan yang jadi presiden pengganti Jokowi maka harus bisa melanjutkan atau mengamankan segala bentuk kebijakan yang sudah diputuskan pada masa Jokowi," jelas Arman.
Baca Juga: Acara Desak Anies, Relawan Jokowi Ungkap Semuanya Sudah Aman dan Baik
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi