Soal Putusan MK, Denny Indrayana: Jika Tak Hati-Hati Bisa Picu Krisis Demokrasi

author Eka Ratna Sari

- Pewarta

Jumat, 09 Jun 2023 17:49 WIB

Soal Putusan MK, Denny Indrayana: Jika Tak Hati-Hati Bisa Picu Krisis Demokrasi

Optika.id - Peringatan tentang bahaya dari pengujian materi mengenai sistem pemilu yang sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK) kembali disampaikan oleh pakar hukum tata negara, Denny Indrayana.

Baca Juga: Rapat Pleno Rekapitulasi Nasional Pemilu 2024 Ditunda, Kenapa?

Kali ini, Denny Indrayana, mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM RI, menyatakan bahwa akan ada konsekuensi yang sangat serius jika MK memutuskan untuk menerapkan sistem pemilu proporsional tertutup.

"Ini adalah keputusan yang penting dan strategis. Jika tidak hati-hati, dapat memicu krisis konstitusi," tegas Denny Indrayana dalam sebuah video yang diunggah di akun Twitternya pada Jumat (9/6/2023).

Selanjutnya, perubahan dalam sistem pemilu tersebut dapat memicu penundaan pemilu hingga proses pemakzulan presiden.

Baca Juga: Bawaslu Tangani 46 Kasus Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024

Denny Indrayana kemudian menjelaskan logika hukum tata negara yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sistem pemilu dapat mengakibatkan penundaan pemilu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Jika MK memutuskan untuk menerapkan sistem pemilu proporsional tertutup, ada kemungkinan terjadinya gridlock atau jalan buntu. Karena itu, 8 fraksi di DPR menolak sistem tertutup," jelas Denny Indrayana, yang saat ini berada di Melbourne, Australia.

Baca Juga: Ahmad Labib, Wajah Baru Golkar yang Lolos ke Senayan dari Dapil Jatim X

Penolakan oleh 8 fraksi di DPR RI akan menyulitkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam melaksanakan keputusan MK. Hal ini disebabkan KPU diharuskan untuk berkonsultasi dengan DPR RI dalam membuat peraturan pelaksanaan dan teknis pemilu melalui sistem baru.

"Jika 8 fraksi di DPR RI tetap mempertahankan penolakan terhadap sistem pemilu proporsional tertutup, maka kemungkinan adanya kebuntuan akan terbuka, dan penundaan pemilu adalah hal yang mungkin terjadi," tegasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU