Optika.id - Dokter spesialis obstetric dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, Muharam Natadisastra menjelaskan mengenai gangguan hormone yang menyebabkan ketidaksuburan atau infertilitas pada perempuan.
Baca Juga: Bagaimana Jika Menstruasi Datang Terlambat pada Anak Perempuan?
Dia menjelaskan bahwa gangguan hormone yang dimaksud merujuk pada ketidakseimbangan atau gangguan dalam produksi, regulasi, ataupun fungsi hormone dalam tubuh perempuan.
Hormon-hormon ini termasuk estrogen, progesteron, testosteron, prolaktin, tiroid, kortisol, dan hormon lainnya yang berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh.
"Gangguan hormon reproduksi dapat memengaruhi berbagai aspek reproduksi, termasuk produksi sel telur atau ovulasi pada perempuan dan produksi sperma pada pria, sehingga mengganggu kemampuan rahim untuk menopang kehamilan. Akibatnya, bisa terjadi infertilitas," kata Muharam dalam keterangan yang dikutip Optika.id, Minggu (18/6/2023).
Gangguan hormone juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual, gangguan mood dan emosi, masalah seksual, gangguan kesehatan tulang dan gangguan pada organ reproduksi sehingga berdampak pada kesuburan perempuan.
Gejalanya pun beragam misalnya, siklus menstruasi menjadi lebih pendek atau bahkan lebih panjang, terjadi perubahan berat badan secara dinamis, rambut kepala rontok, susah tidur, kulit menjadi berminyak dan berjerawat, menjadi lebih sensitif, depresi dan cemas berlebihan.
Baca Juga: Kebiasaan Vape Bisa Akibatkan EVALI, Penyakit Paru yang Suka Nyaru
Kendati gangguan hormone pada perempuan ini terlihat tidak berbahaya, namun jika dibiarkan terus menerus bisa memicu penyakit yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Muharam menjelaskan dalam penanganannya, tergantung pada kondisi pasien itu sendiri. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, serta melakukan tes dan pemantauan hormone oleh ahli.
Kemudian, setelah diagnosis oleh dokter, maka dokter akan meresepkan obat untuk mengatur keseimbangan hormone dan dokter menganjurkan agar pasien melakukan perubahan gaya hidup, mengatur pola makan yang lebih sehat. Hal ini terjadi lantaran pada beberapa kasus ini dapat membantu mengatur hormone secara alami.
Baca Juga: Begini Cara Memakai Parfum yang Benar Agar Aroma Tak Cepat Hilang
Penanganan lainnya, yakni dokter merekomendasikan terapi hormone pengganti atau yang disebut sebagai Hormone Replacement Therapy.
Caranya yakni dengan memberikan hormone yang diperlukan sebagai ganti dari hormone alami yang tidak lagi diproduksi oleh tubuh. Namun, penanganan gangguan hormon kembali lagi pada kondisi pasien.
Efektif tidaknya, ya tergantung pasien itu sendiri, pungkasnya.
Editor : Pahlevi