Bagaimana Jika Menstruasi Datang Terlambat pada Anak Perempuan?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 29 Feb 2024 09:08 WIB

Bagaimana Jika Menstruasi Datang Terlambat pada Anak Perempuan?

Surabaya (optika.id) - Adalah hal yang wajar ketika perempuan yang sudah memasuki usia akil baligh mengalami menstruasi. Menstruasi pada perempuan merupakan suatu tanda bahwa perempuan tersebut sudah memasuki usia remaja ke dewasa. Dan hal tersebut adalah fenomena biologis yang lazim tiap bulannya. Lantas, bagaimana jika ada perempuan yang terlambat menstruasi daripada anak-anak lain seusianya?

Kelompok Staf Medis (KSM) Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Cipto Mangunkusumo, Surahman Hakim menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa menentukan seorang anak perempuan terlambat menstruasi atau bahkan tidak bisa menstruasi. Dirinya pun menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan ke dokter lebih lanjut.

Baca Juga: Pragmatisme Partai dan Dominasi Kuasa Maskulin Dibalik Rendahnya Elektabilitas Perempuan

Jika anak perempuan pada usia 15 tahun masih belum mengalami menstruasi, maka Surahman menyarankan untuk segera diperiksakan ke dokter. Apakah ada nyeri yang dirasakan tiap bulannya. Apabila ternyata tidak ada nyeri, maka harus segera dicek apakah ada hambatan pada saluran pengeluaran menstruasi.

“Kalau pada kelainan gangguan pertumbuhan saluran reproduksi maka kadang kala ada, satu yang paling ringan hymen-nya tidak terbuka, atau vaginanya tertutup karena ada jaringan tertentu, atau mulut rahimnya tidak terbentuk jadi darah haidnya hanya terpusat di rahim saja, hal-hal seperti ini harus tindakan segera,” kata Surahman dalam keterangan resminya, dikutip Optika.id, Kamis (29/2/2024).

Tindakan tersebut harus segera dilakukan lantaran bisa menyebabkan nyeri hebat sehingga bisa mengganggu aktivitas. Di sisi lain, juga bisa menyebabkan gangguan tertutupnya saluran reproduksi.

Selain faktor tersebut, faktor lainnya yang patut diwaspadai adalah tidak terbentuknya tanda seksual sekunder misalnya muncul bulu kemaluan dan pertumbuhan payudara ketika memasuki usia 15 tahun. Apabila hal tersebut terjadi, ucap Surahman, maka harus segera dilakukan pemeriksaan gangguan kromosom.

Baca Juga: Sinyal Positif, PAN Klaim Satu-Satunya Parpol Parlemen yang Daftarkan Caleg Perempuan Terbanyak

Pada perempuan, kromosom yang terbentuk yakni X-X. akan tetapi, jika ada variasi kromosom X-Y atau bahkan X-X-Y, maka hal itu perlu dilakukan penatalaksanaan psikiatri agar bisa dilihat apakah ada genetic laki-laki di dalam tubuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ada kasus seperti ini, tapi ternyata setelah diyakinkan hormon yang dominan laki-laki kita berikan hormon termasuk terapi untuk penyesuaian kelaminnya,” katanya.

Namun, lain halnya jika ada kromosom yang tumbuh benar pada perempuan namun tidak muncul adanya tanda seksual sekundernya. Surahman menyebut bahwa hal itu bisa diatasi dengan cara terapi hormonal setelah sebelumnya mengecek kemungkinan hormone yang kurang. Adapun kemungkinan itu disebut dengan agnesis. Yakni tidak terbentuknya seksual sekunder maupun rahim dan vagina yang tidak sempurna.

Baca Juga: Tiga PR Besar Komnas Perempuan Rampungkan Kasus Kekerasan di Ranah Personal

Dengan kata lain, anak perempuan pada kasus ini mempunyai indung telur. Namun, ada kelainan di rahim yang kemungkinan besar akan sulit memiliki anak di kemudian hari.

Untuk tindakan berupa terapi hormonal, Surahman menjelaskan jika nantinya pasien akan diberikan terapi hormone progesterone dan diberi obat selama 7 – 10 hari sampai pasien bisa memproduksi esterogennya sendiri. sehingga bisa terjadi menstruasi secara normal seperti pada umumnya.

Sebagai informasi, anak perempuan rata-rata mendapatkan menstruasi pertamanya di usia 9 – 12 tahun. Namun, apabila melewati usia tersebut dan tidak kunjung ada tanda-tanda menstruasi, maka bsia memeriksakan perkembangan seksual sekundernya. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter kebidanan dan kandungan, atau ke dokter anak.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU