Optika.id - Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sekaligus disebut sebagai fiksi. Dalam dunia sastra, istilah novel sudah tidak asing lagi. Menurut Robert Lindell (dalam Tarigan, 1993:164), karya sastra yang berupa novelpertama kali lahir di Inggris dengan judul Pamella yang terbit pada tahun 1740. Goldman (dalam Faruk, 1999: 31) mengatakan bahwa bentuk novel tampaknya merupakan transposisi ke dataran sastra kehidupan sehari-hari dalam masyarakat individualistik yang diciptakan oleh produksi pasar.
Dalam hal ini, novel lebih mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan lebih halus. Nilai-nilai yang terkandung di dalam novel tersebut tidak dituangkan secara eksplisit oleh penulisnya, tetapi nilai tersebut pada akhirnya dapat diambil hikmah oleh pembaca sebagai sebuah pelajaran yang mungkin bermanfaat untuk kehidupannya.
Novel Kontrak untuk RI-2 karya Tri Budhi Sastrio mengkaji tentang psikoanalisis dari Sigmund Freud. Yang akan menguraikan dan mengorganisasi tingkah laku manusia atau kejadian-kejadian yang dialami individu, serta menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur kepribadian dan kejiwaan dari tokoh utama.
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Psikologi sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis.
Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis. Dalam hubungan inilah peneliti harus menemukan gejala yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan oleh pengarangnya, yaitu dengan memanfaatkan teori-teori psikologi yang dianggap relevan.
1. Naluri/instink.
Menurut Freud Naluri atau instink merupakan representasi psikologis dari kebutuhan tubuh akan pemenuhan kepuasan. Naluri ini memaksa orang untuk terlibat dalam tindakan yang menopang kehidupan mereka sendiri, seperti menjaga kesehatan dan keselamatan mereka. Itu juga mengerahkan dirinya melalui dorongan seksual, memotivasi orang untuk menciptakan.
Emosi positif seperti cinta, kasih sayang, tindakan prososial, dan kerja sama sosial juga terkait dengan naluri kehidupan. Perilaku ini mendukung kesejahteraan individu dan keberadaan yang harmonis dari masyarakat yang kooperatif dan sehat.
Karena Santika berprofesi sebagai pembunuh bayaran maka dia menggunakan naluri dia dalam mengamati serta berpikir didalam alam bawah sadar dia akan sesuatu yang akan terjadi.
Jika kontrak ini telah mereka cium gelagatnya, bukan mustahil sekarang ini aku sedang dilacak oleh banyak orang. Aku harus lebih berhati-hati! (Satrio.2019:88)
Semua diperiksanya dengan seksama. Alat penyadap, alat perekam, alat pengintai, atau peralatan lain yang sejenisnya, adalah sasarannya. (Satrio.2019:91)
Santika berpindah bus kota lebih dari sepuluh kali. Baru pada bus yang kesebelas, ketempat tujuan yang sama sekali tidak dikenalnya, nalurinya mulai agak tenang. (Satrio.2019:114)
untuk sementara aku memang tidak perlu pindah tempat. Mereka pasti tidak akan secepat ini bertindak meskipun mulai sekarang aku harus jauh lebih dewasa. (Satrio.2019:114)
Santika sangat mempercayai nalurinya. Dia tidak ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nalurinya betapa rasionalnya sesuatu itu. (Satrio.2019:115)
Apakah Hui Ping bisa membantu memberikan kepastian dimana ketidakberesan itu berada? Ah, jangan-jangan ketidakberesan itu sebenarnya tidak ada tetapi karena aku terlalu peka, mungin karena tekanan kontrak jenis ini, lalu naluriku mengirim sinyal bahwa ada sesuatu tidak beres! (Satrio.2019:136)
Naluri? Jadi engkau membatalkan semua rencanamu semata-mata karena nalurimu mengatakan ada yang tidak beres? Tanya Hui ping sambil mencibir.(Satrio.2019:141)
2. Libido dalam psikoanalisi (id) pada tokoh novel
Sri berkuning langsat dan tidak ada darah Cina mengalir dalam tubuhnya. Tetapi gairahnya ditempat tidur? Aku belum pernah menemukan wanita segairah dia. (Satrio.2019:16)
Tidur seranjang tanpa melakukan apa-apa adalah hal yang biasa bagi Sri tetapi bagi Santika sebenarnya sebuah siksaan yang besar. (Satrio.2019:61)
Selesai makan apalagi yang kuharapkan selain bercinta dengan lembut, hangat, dan panjang. (Satrio.2019:62)
Kau memang tahu banyak tetapi aku sebenarnyajauh lebih tertarik pada apa yang ada dibalik kimono (Satrio.2019:108)
Dia memang suka bercinta, bisa berjam-jam dan mungkin berhari-hari melakukan kegiatn yang satu ini. (Satrio.2019:159)
Hui Ping menatap Santika dengan mata yang coba dilebarkan. Matamu tetap saja sipit, nona manis, meskipun matamu tergolong salah satu mata terindah yang pernah kulihat. (Satrio.2019:109)
3. Libido dalam psikoanalisis (ego) pada tokoh novel
Eh, apa ini sebuah undangan atau jebakan? Tidak segampang itu engkau menjebakku, nona manis! Aku bukan pria yang tidak bisa menahan nafsu dan mengendalikan diri!. (Satrio.2019:75)
Setelah kontrak ini selesai dan engkau masih bersamaku Sri, engkau akan kuajak lebih banyak berolahraga. Aku tidak ingin tubuhmu yang indah menjadi tidak indah lagi. (Satrio.2019:62)
Baca Juga: Starvision Plus Angkat Novel Hati Suhita, Karya Khilma Anis Jadi Film
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tetapi pada saat yang sama dia juga bisa melatih Bushido-nya dengan tekun tanpa terpengaruh sekeliling. Mengendalikan diri (Satrio.2019:159)
4. Libido dalam psikoanalisis (superego) pada tokoh novel
Tidur bertiga memang asyik dan tidak ada masalah tetapi masalahnya orang yang memebri pekerjaan ini memintaku agar pergi berdua dengan Hui Ping. (Satrio.2019:61)
Akan kunikmati keindahan tubuhmu tetapi aku jamin tidak akan pernah menyentuhnya. (Satrio.2019:181)
5. Naluri kematian dan keinginan mati.
Tidak ada kutipan yang menjelaskan naluri kematian atau keinginan mati (Thanatos).
6. Kecemasan (Anxitas) dan pertahanan akan konflik (Conflict defense).
Kau tunggu saja bajingan, suatu hari nanti pasti akan kubuka kedokmu, dan engkau pasti tidak bisa menelepon dari satu tempat ke tempat lain. Kau pikir aku tak bisa membekuk dan menelanjangi batang hidungmu? Kau tunggu saja. (Satrio. 2019:27)
Sialan, dia bahkan tahu nama lengkap Sri? Apakah semua yang kulakukan terpantau olehnya? (Satrio.2019:27).
Huh, sialan! Baru jadi kerabat calon RI-2 saja sudah menekan-nekan anaknya seperti ini. Bagaimana kalau benar-benar menjadi kerabat ibu RI-2 ... Huh aku semakin tidak bebas saja dirumah ini. (Satrio.2019:29)
Sialan, bagaimana dia tahu tentang janji pukul sepuluh? Apakah telepon dalam kamar ini bisa didengarkan oleh siapa saja? Atau sang kontak telah lebih dahulu memberi tahu ping ping apa saja sencananya? (Satrio.2019:37)
Jika kontrak ini telah mereka cium gelagatnya, bukan mustahil sekarang ini aku sedang dilacak oleh banyak orang. Aku harus lebih berhati-hati! (Satrio.2019:88)
semua diperiksanya dengan seksaa. Alat penyadap, alat perekam, alat pengintai, atau peralatan lain yang sejenisnya, adalah sasarannya. (Satrio.2019:91)
Aku harus mempersiapkan sarana meloloskan diri siapa tahu suatu ketika nanti aku terjebak di kamar mewah ini. (Satrio.2019:91)
Kelalaian sedikit saja tebusannya sangat mahal. Dan sekarang ini dia tidak ingin mengeluarkan biaya mahal apalagi kalau biaya itu berupa kekebasan atau jiwanya. (Satrio.2019:105)
Aku harus berhati-hati menghadapi gadis Cina berselera tinggi ini. (Satrio.2019:23)
Aku harus sangat berhati-hati terhadap gadis yang mampu mengkombinasikan banyak hal ini. Muda, cantik, menawan, cerdas, dan jago beladiri. (Satrio.2019:31)
Engkau boleh hebat dalam banyak hal tetapi file dirimu jelas-jelas mengatakan bahwa engkau tak tahu apa-apa dalam hal sastra Cina dan jepang. Dalam sastra Asia Timur akulah doktornya. Kalau tidak sekarang kutaklukkan dirimu, kapanlagi. (Satrio.2019:32)
Aku malah tidak tahu kalau film ini memenangkan dua kategori dari Golden Globe ... aku benar-benar harus semakin berhati-hati mulai sekarang. Terlalu cantik, terlalu cerdas, terlalu luas pengetahuannya. (Satrio.2019:44)
7. Rasionalisasi dan Emosi kekaguman.
Hmm ... kau berpura-pura tolol lagi. Tetapi caranya bung, terlalu norak dan kentara. GPA Master dan PhD-mu sempurna. Semuanya 4. bagaimana mungkin tebakan tolol semacam ini merupakan sebuah jawaban yang tulus. (Satrio.2019:39)
Para penulis sastra, filsuf, ekonom, negarawan, kolumnis, dan bahkan pakar-pakar hukum pun dikenalnya baik ... yang lebih hebat lagi, para penulis klasik pun dipahaminya dengan sempurna. (Satrio.2019:55)
Ya ampun betapa lugunya engkau Sri! (Satrio.2019:161)
Bagaimana aku bisa menolak permintaan gadis lugu seperti ini! Ya ampun! (Satrio.2019:62)
Engkau hebat nona manis!. Engkau akan mengatakan aku jauh lebih hebat lagi setelah engkau selesai melihat seluruh hasil kerjaku selama seharian tadi ... meskipun baru hari pertama dan data yang kau kumpulkan baru seputar kerabat dan keluarga capres dan cawapres tetapi tidak diragukan lagi ini adalah hasil kerja yang luar biasa dahsyatnya. (Satrio.2019:188)
Editor : Pahlevi