Optika.id - Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia seharusnya tidak hanya memuji prestasi Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam melunasi utang kepada International Monetary Fund (IMF).
Baca Juga: Obral Kursi Menteri Untuk AHY dan Demokrat yang Pikun Konflik Agraria
Namun, dia juga harus memastikan bahwa era Presiden Joko Widodo tidak berubah menjadi rezim yang terus menggantungkan diri pada utang.
Itulah yang dikatakan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi sebagai tanggapan terhadap ucapan terima kasih Bahlil kepada SBY. Menurutnya, ucapan Bahlil tersebut memang pantas karena fakta menunjukkan hal tersebut.
Baca Juga: Trengginas Sebagai Oposisi, PDIP Akan Goyahkan Rezim Selanjutnya?
"Sebaliknya, Bahlil juga harus mengakui bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi, utang terus bertambah dan kemampuan untuk membayarnya rendah," ujar Muslim pada hari Minggu (2/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan, menurut Muslim, Bahlil juga harus memastikan agar Jokowi tidak menjadikan pemerintahannya sebagai rezim yang bergantung pada utang dan memberikan kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia.
Baca Juga: Penyusunan APBN 2025 Tak Libatkan KPK, Anggaran Makan Siang Gratis Tak Diawasi?
"Jika utang terus bertambah dan kemampuan untuk membayar tidak ada atau lemah, apa yang kita sebut dengan rezim? Lintah darat bukan?" tambah Muslim.
Editor : Pahlevi