Optika.id - Bus listrik Trans Semanggi Surabaya yang dihibahkan pasca acara G-20 terpantau terbengkalai dan sudah tidak melayani perjalanan operasional transportasi di kota Surabaya.
Baca Juga: Tantangan Transisi Transportasi dari Bus Konvensional ke Bus Listrik
Bus yang juga sempat beroperasi di kota Bandung ini dikelola oleh Damri dan Dinas Perhubungan daerah setempat.
Bus yang diresmikan pada menjelang akhir Desember 2022 lalu dan melayani rute Terminal Purabaya-Kenjeran Park ini hanya beroperasi selama waktu 2 minggu dan setelah itu diberhentikan operasionalnya dan digantikan bus TSS biasa.
Seperti dilansir CNN Indonesia, di Garasi Damri Jagir Wonokromo, Surabaya ini menunjukkan kondisi bus-bus listrik ini masih sangat layak untuk digunakan dan hanya kotor pada bagian luar saja.
Anggota Forum Diskusi Transportasi Surabaya Iwan Iwe mengungkapkan bahwa kehadiran bus listrik ini masih sangat dibutuhkan guna menunjang mobilitas masyarakat Surabaya.
Baca Juga: Bus Listrik Bantuan Kemenhub Layani Rute Koridor 3 Surabaya
"Bus ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Surabaya karena minimnya transportasi publik dan jumlah masyarakat Surabaya yang melebihi 3 juta jiwa," Kata Iwan dilansir CNN, Rabu (5/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dugaan yang muncul dari mangkraknya penggunaan bus listrik Trans Semanggi ini karena daerah tidak memiliki anggaran untuk mengoperasikan bus tersebut.
Sebelumnya, pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 192 miliar untuk pengadaan bus listrik.
Baca Juga: Usai KTT G20, Bus Listrik Siap Beroperasi di Surabaya Untuk Layani Wisatawan
Padahal pemerintah saat ini sedang gencar memasifkan kampanye untuk transformasi menuju kendaraan listrik yang rendah emisi dengan memberikan insentif kepada motor dan mobil listrik.
Dan juga pentingnya transportasi umum untuk menunjang masyarakat dengan beralih dari kendaraan pribadi supaya kemacetan dapat lebih teratasi.
Editor : Pahlevi