Optika.id - Para relawan pendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang dikenal sebagai Projo, disarankan untuk mengganti nama mereka. Hal ini dilakukan setelah muncul kabar bahwa relawan yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi telah mengalihkan dukungannya kepada Prabowo Subianto.
Baca Juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo
Samuel F Silaen, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), menyatakan bahwa jika dukungan tersebut benar-benar diberikan kepada calon Wakil Presiden Prabowo, maka Projo tidak pantas lagi menggunakan embel-embel nama Presiden Joko Widodo.
"Jika ingin beralih dukungan, secara etika, nama yang memiliki embel-embel Jokowi tersebut juga harus diganti dengan nama salah satu calon presiden yang didukung," ujar Silaen, pada hari Senin (10/7/2023).
Silaen setuju bahwa keberadaan relawan telah mengalami perubahan menjadi mesin politik yang memiliki daya tarik sendiri dalam kontestasi politik, baik itu pemilihan legislatif, pemilihan gubernur, maupun pemilihan presiden.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Oleh karena itu, penting bagi sebuah kelompok relawan untuk memiliki nama yang mencerminkan identitas politik mereka kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Tidak perlu lagi menggunakan embel-embel Jokowi, baik itu di depan atau di belakang sebutan relawan tersebut (jika ada peralihan dukungan)," tegasnya.
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
Relawan Projo telah mulai bergerak untuk tujuan Pilpres 2024. Baru-baru ini, relawan yang dipimpin oleh Budi Arie tersebut mengadakan pertemuan dengan relawan Prabowo 08 di DPP Projo, Pancoran Timur, Jakarta Selatan, pada hari Kamis (6/7/2023).
Bahkan relawan Projo di beberapa daerah telah memutuskan memberikan dukungannya kepada calon Wakil Presiden dari Gerindra, yaitu Prabowo Subianto.
Editor : Pahlevi