Optika.id - Rancangan Undang-undang kesehatan baru saja disahkan oleh DPR RI pada 11 Juli 2023. Analis PT RHB sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi Kasmarandana turut memberikan respon terutama dalam hal kenaikan saham di sektor farmasi dan rumah sakit.
Baca Juga: Para Taipan Ini Ketiban Cuan Usai UU Kesehatan Disahkan DPR, Siapa Saja?
Menurut Oktovianus, RUU kesehatan ini akan berdampak pada jangka panjang karena point-point di dalamnya lebih banyak berfokus pada perlindungan tenaga Kesehatan maupun transparasi pembiayaan termasuk pasokan bahan dalam negeri. Sehingga tidak berdampak langsung terhadap saham industri layanan kesehatan dalam jangka pendek.
"Karena poin-poin dalam RUU Kesehatan lebih banyak terkait perlindungan nakes (tenaga kesehatan), transparansi pembiayaan dan fokus pasokan bahan dalam negeri," jelas Oktvianus, Rabu (12/7/2023)
Oktavianus lanjut menjelaskan kondisi ini menyebabkan adanya sentimen positif sehingga mendorong peningkatan untuk emiten rumah sakit. Ia pun lanjut menejelaskan karena sektor layanan kesehatan masuk dalam defensive stock maka kemungkin akan menarik. Mengingat IHSG masih menghadapi kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Baca Juga: RUU Kesehatan Sudah Jadi UU, PKS: Mohon Maaf, Kami Sudah Berjuang Maksimal
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi ini, menurut Oktavian memungkinkan investor cenderung memilih Saham yang defensive. Apalagi hal ini didukung dengan pemerintah meningkatkan anggaran kesehatan tahun 2023 sebesar 22 persen, termasuk di dalamnya penambahan subsidi badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)
Bursa efek Indonesia pada akhir perdagangan selalu lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan. Berdasarkan indeks sektoral IDX-IC 10 sektor meningkatk, dipimpin oleh sektor kesehatan sebesar 2,88 persen. Lanjut di susul oleh sektor barang baku dan sektor barang konsumen non primer yang meningkat masing-masing 1,47 persen dan 1, 17 persen.
Baca Juga: Jokowi Berharap RUU Kesehatan Bisa Atasi Kekurangan Dokter di Indonesia
Frekuensi perdagangan saham tercatat 1.293.279 kali transaksi dengan jumlah perdagangan saham yang diperdagangkan sebanyak 22, 53 milliar lembar saham senilai Rp. 8,79 triliun. Beberapa saham yang mengalami penguatan terbesar yakni: BNBA, BGTG, CFIN, WIRG, dan FWCT.
Editor : Pahlevi