Optika.id - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Senin kemarin (17/7/2023) telah memicu spekulasi politik. Menurut pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, pertemuan tersebut kemungkinan merupakan rangkaian negosiasi antara Jokowi dan Surya Paloh terkait Pilpres 2024. Hal ini dikarenakan Partai Nasdem merupakan salah satu partai pendukung Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca Juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo
"Kemungkinan ada negosiasi atau kompromi lagi mengenai Pilpres ke depan," ujar Ujang, Selasa (18/7/2023)
Menurut Ujang, Jokowi dan Surya Paloh tampak berusaha memperbaiki hubungan yang retak akibat perbedaan pilihan politik. Keretakan hubungan tersebut muncul ketika Partai Nasdem mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada 3 Oktober 2022 lalu.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
"Peristiwa itu menyebabkan hubungan mereka semakin tidak baik, dan akhirnya berujung pada kasus hukum yang menimpa Johnny Plate, yang didorong oleh kekuatan politik, begitulah kira-kira. Kita juga tahu bahwa Menteri Pertanian dari Nasdem sedang menjadi sasaran KPK," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan hal tersebut, Ujang sebagai pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia menyatakan bahwa pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh kemungkinan merupakan upaya untuk melakukan negosiasi ulang setelah hubungan keduanya mengalami retak.
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
"Saya berpandangan bahwa jika Surya Paloh dan Jokowi bertemu kemarin, mereka membahas persoalan antara mereka berdua yang belum selesai, terkait dukungan dalam Pilpres," tambahnya.
Editor : Pahlevi