Optika.id - Sekretaris Departemen IV DPP Partai Demokrat, Hasbil Mustaqim Lubis, meragukan kemampuan bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo, untuk menentang perintah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: PDIP Tolak Sirekap dan Penundaan Rekapitulasi Pemilu 2024, Minta Audit Forensik KPU
Hasbil menyampaikan keraguan ini karena dalam biodata Twitter Ganjar Pranowo, tertulis 'Tuanku Rakyat, Gubernur cuma mandat', menurut Hasbil, pernyataan tersebut adalah kebohongan.
"Dari bio akun Anda, @ganjarpranowo, saja, Anda sudah berbohong. Tuan Anda adalah Ketum PDIP, bukan Rakyat. Apakah Anda bisa menolak perintah Ketum PDIP?" ucapnya seperti yang dikutip dari Twitter pribadinya pada Kamis (20/7/2023).
Sementara itu, saat menerima kunjungan Ketum PAN, Zulkifli Hasan, Megawati pernah menyatakan bahwa Ganjar adalah seorang petugas partai yang patuh dalam menanggapi pertanyaan awak media tentang calon wakil presiden potensial pada Pilpres 2024 mendatang.
Megawati menekankan bahwa siapapun yang akan dipilih bukan karena kepentingan pribadi, melainkan untuk kemaslahatan bersama. Termasuk saat sosok Gubernur Jawa Tengah ini dipilih sebagai calon presiden dari PDIP.
Baca Juga: Gerindra Sebut Koalisi dengan Kubu 01 dan 03 Berpotensi dapat Terjadi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi, jika saya memilih Pak Ganjar, itu bukan karena, meskipun saya juga mengatakan, hati-hati jika Anda tidak mengatakannya, Anda adalah kader partai, petugas partai, seperti saya juga," kata Mega di kantor DPP PDIP pada Jumat (2/6/2023).
Mendengar itu, Ganjar Pranowo yang duduk di sebelah kiri Megawati setelah Zulkifli Hasan, hanya tersenyum tanpa tersenyum. Senyum juga terlihat di wajah para petinggi PAN dan PDIP yang hadir.
Baca Juga: Rocky Gerung Desak Anies-Ganjar Tolak Hasil Pemilu 2024, Jangan Tunggu Hasil Akhir!
Mengenai hal ini, Megawati menyatakan bahwa ia bersyukur bahwa Ganjar Pranowo yang telah dideklarasikan oleh PDIP sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 bersedia untuk mematuhinya. Megawati menekankan bahwa semua ini penting untuk dipahami demi kepentingan bangsa.
"Saya bersyukur beliau mau menurut, jadi begitulah, makna itu harus dikumpulkan, ini bukan untuk kepentingan partai atau individu, ini untuk kemaslahatan Republik Indonesia, ini adalah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para pendiri bangsa," ujar Megawati.
Editor : Pahlevi
