Sektor Bisnis Ini Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Siber

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 04 Agu 2023 14:59 WIB

Sektor Bisnis Ini Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Siber

Optika.id - Kehadiran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan digadang-gadang bisa membantu pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Tak terkecuali dalam menangkal malware yang menyebabkan kerusakan pada perangkat elektronik hingga imbas dari kerugian finansial mulai dari skala bisnis hingga individu.

Baca Juga: Peneliti Gunakan AI Untuk Deteksi Kanker Pankreas, Akurasinya Lebih Tinggi!

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat dan digadang-gadang sebagai kemajuan, aktivitas serangan siber justru semakin gencar. Hal ini tentu saja bagai pisau bermata dua lantaran kehadirannya bisa memudahkan di sisi lain mengancam manusia itu sendiri.

Hal tersebut terlihat dari data perusahaan pembuat perangkat antivirus, Kaspersky yang mendeteksi serta memblokir sekitar 505.879.385 serangan dari sumber online secara global pada tahun 2022 silam. Web antivirus perusahaan inipun menyatakan bahwa mereka memblokir sebanyak 109.183.489 objek berbahaya yang unik. Angka tersebut meningkat sebanyak 69% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, sebanyak 207.506 percobaan mobile malware dideteksi oleh Kaspersky di kawasan Asia Tenggara yang mana 126.906 di antaranya dari Indonesia. tak hanya itu, pada tahun 2022 Kaspersky juga mendeteksi 108 trojan mobile banking, 24.642 phishing kripto dan 4.931.367 upaya phising. Kaspersky mengaku telah berhasil memblokir semua upaya cybercrime tersebut melalui AI.

Menurut keterangan dari Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, Adrian Hia, malware mudah menyebar melalui saluran yang sah. Sasaran empuk kejahatan siber ini adalah perusahaan jasa pengiriman atau logistic, apabila hal itu menyangkut skala industri. Sasaran empuk lainnya selain logistic adalah sistem pembayaran, toko online, dan bank. Adrian menyebut pola dan kesamaan kejahatan siber adalah semuanya biasa diakses masyarakat melalui gawai masing-masing.

Sekitar 70% orang di Asia Tenggara, imbuh Adrian, percaya bahwa solusi keamanan menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk memproteksi serangan siber. Akan tetapi, solusi keamanan di device mereka hanya sekitar 26% saja. Padahal, adanya kemajuan teknologi melalui penerapan kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan untuk keamanan dan perlindungan.

Baca Juga: Selamat Datang Era Digital, Ini 10 Istilah Seputar Dunia AI yang Wajib Kamu Tahu!

Perlu kesadarancyber security. Hidup di dunia digital harus memiliki jaringan yang aman, ucap Adrian dalam keterangan Kaspersky, Kamis (3/8/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, Dony Koesmandarin selaku Territory Channel Manager Kaspersky untuk Indonesia menjelaskan bahwa sasaran empuk serangan siber berupa malware dan Trojan adalah sektor bisnis kendati beberapa waktu terakhir banyak aduan malware seperti phising yang terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh para hacker saat ini bertujuan untuk mendapatkan uang dan keuntungan materi daripada menjadi terkenal seperti tahun-tahun sebelumnya.

Perihal sektor logistic yang paling banyak disasak oleh hacker daripada bank, Dony menjelaskan bahwa para hacker mencari pekerjaan yang lebih mudah dan banyak celahnya.

Baca Juga: Semua Serba AI, Bagaimana Masa Depan Gen Z?

Mungkin tahun ini mereka melihat logistik ini adalah satu yang mudah celahnya dihajar. Mereka cari yang gampang, mudah di attack. Kalau sulit, mereka harus kerja banyak, tuturnya.

Maka dari itu, proteksi data dan sistem perusahaan maupun individu penting dilakukan untuk menggagalkan serangan siber tadi. Dony mengatakan bahwa saat ini tak bisa hanya mengandalkan antivirus di PC saja, tetapi ekosistem yang komprehensif untuk platform dan perangkat apa pun.

Pihaknya saat ini pun sedang menjajaki program baru untuk menata ulang perlindungan bagi para konsumennya. Dony menyebut jika pihaknya menawarkan tiga alternative perlindungan melalui Kaspersky Standar, Kaspersky Plus, dan Kaspersky Premium, benefit yang didapat tentu berbeda-beda. Namun secara keseluruhan, teknologi ini menawarkan deteksi dari ragam kejahatan siber dan memblokirnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU