Bantuan Air Bersih Tertunda, Warga 3 Desa Kekeringan di Mojokerto Terpaksa Mandi Pakai Air Sungai

author Nanda Mauliyah Rahmawati

- Pewarta

Minggu, 06 Agu 2023 15:11 WIB

Bantuan Air Bersih Tertunda, Warga 3 Desa Kekeringan di Mojokerto Terpaksa Mandi Pakai Air Sungai

Optika.id - Bantuan air bersih untuk tiga desa terdampak kekeringan yang berada di kaki Gunung Penanggungan telah dihentikan untuk sementara waktu oleh Pemkab Mojokerto. Hal tersebut dikarenakan karena bantuan air bersih masih dalam proses pengajuan kepada Bupati Ikfina Fahmawati.

Baca Juga: Kekeringan di Cilacap, Warga Kesulitan Air Bersih

Abdul Khakim, Kabag Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan kepada Bupati Ikfina bahwa mereka baru saja mengajukan bantuan air bersih untuk tiga desa pada 3 Agustus lalu karena bantuan tersebut menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) yang harus disetujui oleh bupati.

Sementara itu, bantuan air bersih tahap pertama untuk tiga desa yang terkena dampak kekeringan telah selesai pada 2 Agustus 2023. Menurut Khakim, surat permohonan bantuan dari desa yang telah dikirim ke BPBD Kabupaten Mojokerto terlambat sehingga pengajuan ke bupati pun tertunda.

Khakim juga mengatakan bahwa bantuan air bersih untuk Desa Kunjorowesi dan Duyung sudah datang lebih awal, namun memang untuk desa Manduro yang terlambat datang, yaitu pada 30 Juli 2023. Untuk penyebab mengapa bantuan tersebut telat, kami tidak tahu-menahu. Yang pasti kami sudah memberi tahu pihak desa," Khakim menambahkan, Senin (7/8/2023).

Menurut Khakim, pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp 250 juta dari BTT untuk bantuan air bersih tahap kedua. Dari anggaran yang diajukan, Rp 225 juta dialokasikan untuk membeli 500 tangki air bersih yang memiliki kapasitas 4.000 liter dari Perumdam Majapahit dan dana sebesar 25 juta dialokasikan untuk operasional tim di lapangan.

Jika anggaran disetujui oleh Bupati Ikfina, 500 tangki akan dibagikan ke 3 desa yang mengalami kekeringan selama 50 hari. Setiap harinya nanti Desa Kunjorowesi akan menerima 4 tangki, Desa Manduro Manggung Gajah menerima 3 tangki, dan Desa Duyung menerima 3 tangki. Khakim menambahkan bahwa pengajuan bantuan air bersih kepada bupati sampai akhir September karena berpedoman pada prediksi BMKG dimana hujan mungkin terjadi awal Oktober.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak Mei 2023, Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah yang berada di sisi utara kaki Gunung Penanggungan mengalami kekurangan air. Sebanyak 4.937 jiwa yang tinggal di Desa Kunjorowesi, 3.312 jiwa di Dusun Kandangan, dan 1.625 jiwa di Dusun Kunjoro mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sedangkan di Desa Manduro Manggung Gajah, sebanyak 1.861 jiwa di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa di Dusun Buluresik yang terdampak krisis air bersih.

Kemudian di sisi barat kaki Gunung Penanggungan terletak desa ketiga yang menghadapi masalah air bersih, yaitu Desa Duyung yang berada di Kecamatan Trawas. Dusun Bantal yang termasuk bagian dari Desa Duyung memiliki 791 jiwa atau 256 keluarga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Ribuan penduduk yang terkena dampak harus mengandalkan bantuan dari pihak lain karena distribusi air bersih dihentikan sementara oleh Pemkab Mojokerto. Bantuan BPBD yang biasanya digunakan untuk memasak dan minum dihentikan sementara sehingga mereka mengandalkan bantuan dari PMI, Polres Mojokerto, dan para pengusaha. Menurut Khakim, pengusaha dapat membantu warga, tetapi tidak cukup. Kemudian untuk mandi, mereka terpaksa menggunakan air sungai.

Khakim berkomitmen untuk memantau pengajuan bantuan air bersih ke Bupati Mojokerto. Dia menyatakan bahwa Ikfina telah menerima surat dari BPBD Kabupaten Mojokerto. Ia tidak dapat menentukan kapan bantuan tahap dua akan diberikan.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU