Optika.id - Film Oppenheimer besutan Christopper Nolan mengisahkan sosok J. Robert Oppenheimer, yang diperankan oleh aktor Cillian Murphy. Figure Oppenheimer dikenal sebagai bapak bom atom dunia lantaran keterlibatannya dalam proyek pembuatan bom atom yang bakal dijatuhkan di Jepang. Keterlibatannya dalam pengembangan senjata mematikan itu, dikenal dengan nama Proyek Manhattan atau Manhattan Project.
Baca Juga: Trump Terpilih Jadi Presiden, Bagaimana Nasib Palestina?
Lantas, apa itu Proyek Manhattan dan apa latar belakangan dari proyek ini?
Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (10/8/2023), proyek ini merupakan sebuah proyek penelitian serta pengembangan senjata nuklir pertama di dunia selama periode Perang Dunia II. Kanada, Amerika Serikat dan Britania Raya (Inggris) merupakan negara yang terlibat dalam proyek ini. Awal dari proyek ini adalah tahun 1942 dan diakhiri pada tahun 1945. Proyek ini dipimpin oleh Jenderal Leslie R. Groves dari Angkatan Darat Amerika Serikat dan Julius Robert Oppenheimer, seorang fisikawan.
Berdasarkan catatan dari nuclearmuseum.org, proyek ini dimulai pada tahun 1939. Saat itu, beberapa ilmuwan seperti Enrico Fermi dan Albert Einstein mengetahui bahwa Jerman mempelajari rahasia pemisahan atom uranium. Mereka menduga bahwa para ilmuwan Nazi menggunakan energy tersebut untuk menciptakan bom mematikan sebagai senjata pemusnah massal.
Pada akhirnya, Einsten yang melarikan diri dari Nazi serta Fermi yang kabur dari fasis Italia memutuskan untuk menetap di AS dan membocorkan hal tersebut kepada Presiden Roosevelt mengenai ancaman bom atom di tangan Nazi, Jerman. Menanggapi hal tersebut, pada akhir tahun 1941, program AS merancang serta membangun bom atom yang diberi nama Proyek Manhattan.
Siapa yang Terlibat?
Proyek ini pun melibatkan ribuan ilmuwan serta insinyur yang berbakat dari seluruh dunia. Beberapa orang yang paling terkenal yang berdedikasi dalam proyek ini antara lain Robert Oppenheimer, seorang fisikawan Amerika yang memimpin Laboratorium Los Alamos tempat bom atom pertama kali dikembangkan.
Kemudian Enrico Fermi seorang fisikawan Italia yang bertugas memimpin tim yang mengembangkan reactor nuklir pertama kali di dunia.
Fisikawan Hongaria, Leo Szilard terlibat dan berperan penting dalam pengembangan bom atom. Selanjutnya fisikawan asal Denmark, Niels Bohr, yang bertugas untuk membantu menjelaskan teori mekanika kuantum yang penting untuk pengembangan bom atom.
Fisikawan lainnya berasal dari Amerika, Ernest Lawrence yang bertugas mengembangkan sinar siklotron yang digunakan untuk memisahkan isotop uranium. Dan terakhir, Leslie Groves, seorang perwira Korps Insinyur Angkatan Darat Amerika Serikat dan direktur Proyek Manhattan.
Apa Tujuan Dari Proyek Manhattan?
Baca Juga: Donald Trump Deklarasikan Kemenangannya dalam Pilpres AS 2024
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuan penting dari dibentuknya Proyek Manhattan ini adalah untuk mengembangkan senjata nuklir sebelum Nazi Jerman berhasil mengembangkannya dan digunakan dalam perang. Jerman saat itu diketahui telah meneliti senjata nuklir sejak awal tahun 1940-an. Alhasil pemerintah AS dibuat ketar-ketir dengan Jerman yang muncul sebagai kekuatan dunia baru dan memenangkan perang dunia II.
Kapan Uji Coba Bom Atom Pertama Kali?
Dilansir dari laman U.S. Departmen of Energy, bom yang dijuluki The Gadget dengan sandi Trinity diledakkan di menara baja pada pukul 5:30 pagi waktu setempat tanggal 16 Juli 1945.
Ledakan tersebut menciptakan bola api yang memiliki diameter 1.200 kaki dan awan jamur yang naik hingga ketinggian 40.000 kaki ke udara. Panas dari ledakan uji coba itu dirasakan hingga 60 mil jauhnya dan gelombang dari ledakan yang ditimbulkan bisa dirasakan hingga 100 mil jauhnya.
Sejak hari itu, Trinity Test dipandang sebagai tonggak penting dalam sejarah dunia dan merupakan tanda dimulainya ea nuklir. Tes itu sedikit banyak mempengaruhi Oppenheimer yang terguncang dan merasa seperti seorang pembunuh setelah melihat awan jamur muncul secara dahsyat di atas gurun uji coba.
Baca Juga: Ribuan Warga Korea Selatan Siap Dukung Timnas Indonesia di Laga Kontra Jepang di SUGBK
Apa yang Dihasilkan dari Proyek Manhattan?
Hasil dari proyek Manhattan adalah kesuksesan mengembangkan dua jenis bom atom yakni bom plutonium dan uranium. Bom uranium yang diberi nama Little Boy dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 di Hiroshima, Jepang. Disusul bom plutonium bernama Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki, Jepang 3 hari sesudahnya, yakni 9 Agustus 1945.
Mengutip dalam laman Pritzker Military Museum & Library, peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan kematian lebih dari 200.000 orang. Peristiwa ini juga secara otomatis mengakhiri Perang Dunia II di Asia.
Tak dapat dipungkiri bahwa Proyek Manhattan ini memiliki dampak yang cukup besar bagi dunia baik dari sisi positif, maupun negatif. Satu sisi, apa yang dihasilkan oleh proyek ini berhasil mengakhiri perang dan menyelamatkan jutaan nyawa lainnya. Namun di sisi lain, proyek ini juga menyebabkan kehancuran besar, kematian banyak orang, dan trauma historis yang susah ditutup kembali.
Editor : Pahlevi