Optika.id - Memperbolehkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres) dapat diartikan sebagai tindakan yang tidak menghargai peran PDIP.
Baca Juga: Setara Institute: Prabowo-Gibran Akan Bawa Indonesia ke Otoritarianisme 2.0
Jamiluddin Ritonga, seorang analis politik dari Universitas Esa Unggul, menyatakan bahwa langkah ini dapat dipandang sebagai tindakan yang mengabaikan jasa PDIP, partai yang telah mendukung Jokowi dalam setiap tahapan pemilu, dari tingkat Solo hingga sampai ke jabatan presiden
"Kalau hal itu terjadi, tentu Jokowi lupa kacang akan kulitnya. Berarti, Jokowi melupakan jasa PDIP," kata Jamiluddin, Minggu (13/8/2023).
Mantan dekan Fikom IISIP ini menambahkan, Jokowi juga akan dicap sebagai orang yang tidak bersyukur dan akan memperburuk citra politik di tanah air.
Baca Juga: Masyarakat Sipil Demo di KPU, Minta Paslon 02 Didiskualifikasi
"Jokowi bisa saja dinilai sosok yang tak tahu berterima kasih. Sosok seperti itu tentu dapat meninggalkan noda hitam dalam perpolitikan nasional," demikian Jamiluddin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabar Gibran disiapkan menjadi cawapres menguat seiring adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi soal batas minimal umur capres/cawapres menjadi 35 tahun.
Baca Juga: Akademisi Unair: Khofifah Sosok Dibalik Suksesnya Prabowo-Gibran Dulang 65 Persen Suara di Jatim
Di satu sisi, Presiden Jokowi juga tampak memberikan lampu hijau kepada anaknya untuk maju menjadi cawapres.
"Kalau orang berharap ya boleh-boleh saja, tapi semua harus dihitung," kata Jokowi menanggapi potensi Gibran maju cawapres.
Editor : Pahlevi