Pengamat Sebut PDIP Dapat Simpati Publik Karena Koalisi Gemuk Prabowo

author angga kurnia putra

- Pewarta

Rabu, 16 Agu 2023 00:34 WIB

Pengamat Sebut PDIP Dapat Simpati Publik Karena Koalisi Gemuk Prabowo

Optika.id-Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menuai simpati publik,efek adanya koalisi gemuk yang dibangun bakal Capres Prabowo Subianto.

"Koalisi gemuk bukan berarti akan mudah mendapatkan dukungan masyarakat. Justru sebaliknya, jika unjuk kekuatan itu dilakukan secara vulgar akan menciptakan simpati publik kepada lawan," kata Surokim di Surabaya, Selasa (15/8/2023).

Surokim menuturkan, pascadeklarasi dukungan Partai Golkar dan PAN kepada Prabowo, mata publik tertuju pada sosok bacapres Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan. Kondisi ini disebut mirip dengan kondisi Pilpres 2014 silam, dimana Joko Widodo (Jokowi) yang waktu itu jadi capres dikeroyok banyak partai yang mendukung Prabowo.

"PDI Perjuangan akan kian mendapat simpati publik, jika terkesan dikeroyok dan sharing kekuatan yang vulgar dari pendukung Pak Prabowo. Kondisi ini harus betul dimanfaatkan PDI Perjuangan," ujar peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC) ini.

Menurut dia, pertumbuhan pemilih rasional Indonesia kian signifikan dan hal itu merubah perilaku memilih secara drastis dalam pemilu ke depan. Perubahan itu kian mengukuhkan bahwa logika elit dan kekuasaan harus selalu berselaras dengan logika publik. Intinya partai partai harus pintar menjaga perasaan publik agar senantiasa satu frekuensi.

"Kian vulgar akomodasi kepentingan partai-partai berbagi kekuasaan tanpa bisa menjelaskan secara memadai kepada publik, maka potensial akan selalu menjadi tanda tanya publik. Hal itu akan mempengaruhi citra koalisi sebagai tempat mencari aman dan perlindungan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apalagi, lanjut Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan UTM ini, dalam pemilu langsung sering tidak linier antara logika partai dan logika voters. Jadi menjadi tugas berat sesungguhnya untuk menjaga logika publik terkait bagi-bagikekuasaan tersebut.

Surokim mengatakan, sejauh ini jika mencermati PDI Perjuangan nampak sangat berhati-hati dan terlihat tidak agresif dalam membangun koalisi. Sehingga kemungkinan akan menjadi koalisi ramping dan tentu akan berhadapan dengan koalisi lain yg kemungkinan akan lebih gemuk. Ini tentu akan menjadi test case lagi.

Pada pilkada sejauh ini, kata Surokim, memang juga belum ada jaminan bahwa koalisi gemuk akan lebih mudah memenangkan kontestasi bahkan sering yang ramping bisa menang karena sesungguhnya koalisi itu tugas utamanya mengantarkan saja pada kandidasi pencapresan, selebihnya itu akan menjadi daulat publik voters Indonesia yang menentukan.

Apalagi sejauh ini kontribusi pemilih loyal juga sangat gradatif di antara lima persen hingga 30 persen pemilih loyal dan tidak selalu linier dengan voters.

"Di sinilah pentingnya menjaga perasaan voters Indonesia, dan bagi koalisi gemuk tentu tidak boleh jumawa. PDIP tidak boleh berkecil hati sepanjang bisa membangun frekuensi yang linier dengan voters tentu masih akan kompetitif. Koalisi yang sesungguhnya adalah koalisi bersama rakyat pemilih Indonesia," katanya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU