Optika.id-Wali Kota Solo Gibra Rakabuming Raka menyebut surveiLSI Denny JAsoal dirinya menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto yang terpopuler dan disukai mungkin salah. Pendiri LSI Denny JA, Denny JA, menilai pernyataan Gibran menunjukkan sosok rendah hati.
"Dua hal merespons Gibran jika ia merasa tak mungkin namanya masuk menjadi cawapres Prabowo dengan popularitas tertinggi. Pertama, itu menunjukkan Gibran memang rendah hati. Ia tak ingin sesumbar, atau bahkan tak menyadari bahwa namanya sudah sangat dikenal dan disukai," kata Denny JA kepada wartawan, Selasa (15/8/2023).
Denny menekankan Gibran satu-satunya tokoh mewakili kelompok milenial di bursa cawapres. "Bahkan ia menjadi satu-satunya wakil dari generasi milenial dalam pertarungan cawapres 2024. Di luar Gibran, semua cawapres juga capres dari generasi sebelum milenial," katanya.
Denny mengatakan hal ini memperlihatkan Gibran juga tak menyadari 'Jokowi effect'. "Kedua, Gibran tak menyadari bekerjanya Jokowi Effect, Efek Jokowi. Hingga hari ini Jokowi sangat populer. Approval rating Jokowi, yang puas atas kinerja Jokowi hingga 80 persen," ujar dia.
Selaku putra Jokowi, Gibran disebut terasosiasi kuat sekali dengan Jokowi dan terkena efek positifnya.
Dia lalu menyinggung UU Pemilu yang masih digugat di Mahkamah Konstitusi (MK) soal batasan usia capres dan cawapres. Apabila gugatan dikabulkan, sebutnya, Gibran tak akan ada halangan untuk maju cawapres.
"Satu satunya halangan Gibran adalah UU yang mengharuskan capres dan cawapres minimal berusia 40 tahun. Tapi batas usia ini sedang digugat di MK. Jika gugatan dikabulkan, minimal usia 40 tahun diturunkan menjadi 35 tahun, tak lagi ada kendala hukum untuk Gibran menjadi cawapres Prabowo," kata dia.
"Sisanya tinggalah kesepakatan di antara Prabowo dan koalisi partainya untuk mencalonkan Gibran atau tidak," sambungnya.
Denny memastikan hasil surveinya itu akurat. Menurutnya, akurasi lembaga surveinya telah teruji di pilpres sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Surveinya akurat, dijamin. Karena LSI Denny JA adalah lembaga survei paling senior yang kini ada, dan sudah terbukti akurasinya di berbagai pemilu presiden," kata Denny.
Terpisah, Peneliti LSI Denny JA, Adji Alfarabie, menilai pernyataan Gibran itu justru menunjukkan gaya komunikasinya yang unik.
"Saya pikir itu bagian dari gaya komunikasi politiknya Mas Gibran. Justru dengan komentar seperti itu membuat dia makin populer. Gaya komunikasi Mas Gibran selama ini konsisten, berbeda dan unik, atau bahasa kerennya sekarang selengean," kata Adji kepada wartawan.
Adji menilai gaya komunikasi itu berdampak positif pada elektoralnya. Terutama, kata dia, kepada pemilih milenial.
"Itu menambah kesukaan Mas Gibran di pemilih terutama di pemilih milenial," katanya.
Adhi menilai pernyataan Gibran yang sangsi dengan hasil survei LSI Denny JA menunjukkan kepribadian rendah hati. Menurut dia, Gibran tak ingin ditautkan dengan popularitas ayahnya sebagai Presiden RI.
"Dengan menyatakan bahwa nggak mungkin dia populer atau dipilih, menunjukan bahwa Mas Gibran tetap rendah hati, dan matang dalam berpolitik. Terlihat Mas Gibran nggak mau dikenal publik dalam bayang-bayang bapaknya sebagai presiden," ujarnya.
Editor : Pahlevi