Anies Beberkan Permasalahan dengan KPP, Hingga Pemutusan Demokrat Keluar dari Koalisi!

author Danny

- Pewarta

Rabu, 06 Sep 2023 07:47 WIB

Anies Beberkan Permasalahan dengan KPP, Hingga Pemutusan Demokrat Keluar dari Koalisi!

Optika.id - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menceritakan permasalahan Partai Demokrat keluar dari KPP. Karena, dirinya tak bisa memutuskan pencalonan capres-cawapres. Dia menggaris bawahi bahwa pemilihan Capres-Cawapres yang mempunyai kewenangan di Ketum parpol koalisi.

Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma

Tapi Anies memang mengajukan nama AHY sebagai opsi, meski Partai NasDem meminta agar tidak terburu-buru memutuskan sambil mencari pilihan terbaik lainnya. Sedangkan Anies hanya mengajukan opsi mengenai Cawapresnya dan keputusan tersebut pada AHY. Tetapi, lanjut Anies, terjadilahdeadlockpada hari Selasa sore, dengan terjadinyadeadlockitu selesai.

Malam itu sedang dalam perjalanan, dilaporin tentang pertemuan yang hasilnya buntu, lalu dalam perjalanan saya mendapatkan telpon dari kantorPartai NasDem diminta untuk ke kantorPartai NasDem hari Selasa malam, kata Anies di acara Mata Najwa Ekslusif Blak-Blakan Anies-Muhaimin dikutipOptika.id,Rabu, (6/9/2023).

Menurutnya pertemuan dengan Surya Paloh pada malam hari di kantor NasDem Tower tidak pernah terjadi. Namun pertemuan itu mendadak yang dilakukan pada pukul 22.00 WIB.

Jadi saya ke kantorPartaiNasDem dan saya ketemu disitu Pak Surya Paloh kira-kira Jam 22.00 WIB malam lah, tidak pernah ada pertemuan jam setengah 22.00 malam mendadak, ujarnya.

Ketika itu saya sampaikan Pak Surya Paloh nih opsi yang kita tidak pikirkan, istilah saya tak terpikirkan lalu gimana saya akan bahas juga degan teman-teman di PKS dan iya Pak Surya Paloh menjelaskan saya ada pilihan, ngobrol dulu tapi kemungkinan PKS ditarik yang lain atau ambil kesepakatan dulu atau jelaskan, tambahnya.

Kemudian Anies menghubungi utusannya Sudirman Said dan menghampiri Sudirman di kediamannya di malam hari. Anies pun membahas permasalahan itu hingga mencoba menghubungi utusan dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS mencari titik terangnya.

Saya datang ke rumahnya sampai rumahnya jam 12 malam di situ kita bahas soal ini. Kita telepon nih utusan yang satunya Pak Dadang bisa datang. Kontakin semua utusan PKS maupun Partai Demokrat, mencoba malam itu ketemu sampe setengah 12 enggak ada hasil yasudah besok pagi, ungkapnya.

Lalu besok paginya Pak Sudirman bertemu dengan Pak Sohibul Iman dari PKS dan juga Pak Iftitah Sulaiman dari Partai Demokrat mnyampaikan progres ini yang tujuannya untuk saua bertemu hal ini, sambungnya.

Dari pertemuan itu Anies menuturkan pihak PKS secara material menyambut baik hadirnya PKB ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Disisi lain, pihak PKS tidak menyukai cara Surya Paloh yang mengambil keputusan sendiri.

Inilah kemudian PKS merespon dan kita bisa bertemu dengan PKS. PKS menyatakan bahwa secara material kita senang, karena ada partai baru yang bergabung dalam koalisi. Tapi secara prosedural kami tidak suka. Karena keputusannya diambil oleh Partai NasDem secara sendirian tanpa berkonsultasi pada kita. Terus materialnya cocok bahwa ini adalah opsi yang menarik PKB bisa bergabung, imbuhnya.

Baca Juga: Ini Prediksi Pakar Soal Putusan MK pada Sengketa Hasil Pilpres 2024

Sementara pihak Partai Demokrat, tidak bisa ditemui. Dia pun mencoba kembali menjadwalkan dengan pihak Demokrat untuk membahas bergabungnya PKB ke KPP. Tetapi sampai waktu yang ditentukan pihak Partai Demokrat masih belum mengabarinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Anies pun mulai berangkat ke Jombang untuk bertemu para Kiai di empat Pondok Pesantren Jombang yang sudah di agendakan jadwalnya sejak lama.

"Partai Demokrat bilang tidak bisa berjumpa hari Rabu itu. Sesungguhnya saya berangkat ke Jombang yang sudah di jadwalkan 10 hari sebelumnya bertemu dengan kiai-kiai Jombang. Ada empat pondok yang didatangi. Nah, saya tunda berangkat ke Jombang supaya bisa bertemu dengan pihak Partai Demokrat, jelasnya.

Anies mulai merasa keanehan dengan Partai berlambang Bintang Mercy itu karena begitu susah untuk mengatur jadwal. Pendiri Indonesia Mengajar menilai selama ini kalau mengatur pertemuan selalu cepat merespon.

Selama ini kalau mengatur pertemuan itu cepat. Kalau itu tidak bisa, tidak ada waktunya, tidak ada kabarnya lewat ajudan itu tidak berhasil. Kami sabar menunggu sampai malam, Rabu malam tidak mendapatkan waktu, ya sudah kalau begitu kita cek besok pagi tidak dapat kabari, ungkapnya.

Akhirnya saya putuskan Kamis pagi saya berangkat ke Jombang, karena siangnya akan pulang, tuturnya.

Baca Juga: Anies Ngaku Belum Lebaran dengan Cak Imin, Jadwal Padat?

Selama di Jombang Anies mendapatkan respon dari pihak Partai Demokrat untuk pertemuan. Dia pun langsung menuju ke Jakarta dan pertemuan tersebut digeser waktunya hingga batal.

Lalu ketika disana kami mendapat kabar diterima jam 4 sore, tapi karena pesawatdelaydi ganti jadi jam 6 kemudian pertemuannya digeser jadi jam 7 malam. Akhirnya tidak jadi bertemu. Dibatalkan, pertemuannya saya tidak diterima untuk bertemu, tegasnya.

Dia mencoba kembali berkomunikasi dengan pihak Demokrat esok harinya. Tepat Rabu, 30 Agustus 2023 keluarlah rilis dari Partai Demokrat.

Ya sudah kalau begitu nanti di coba lagi besoknya. Nah di sore itu keluarlah rilis dari Partai Demokrat yang kami juga terkejut membacanya. Jadi kronologisnya kira-kira seperti itu, tuturnya.

Tapi dibalik itu semua bisa, kata A dilawan kata B. Tapi faktanya ini terjadi secara cepat dan kebetulan-kebetulaan yang kita tidak mengira, tambahnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU