Optika.id - Duet Anies-Muhaimin sangat mengejutkan panggung politik, pasalnya mereka berada di poros Koalisi yang berbeda. Anies berada di Koalisi Persatuan Perubahan dengan Partai Koalisi Demokrat, NasDem dan PKS. Sedangkan Muhaimin yang merupakan Ketum PKB itu berada di poros Koalisi Partai Gerindra dan mendukung Prabowo bersama Partai Golkar dan PAN.
Baca Juga: Trending di X, Ini Maksud Dari Cap Tasya Farasya Approved untuk Anies
Pada tanggal 2 September 2023 lalu, Anies bersama Cak Imin resmi mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal Capres dan Cawapres di Hotel Majapahit Surabaya. Padahal, sosok Muhaimin sebelumnya tidak pernah disebut oleh Anies Baswedan.
Menurut Lembaga Survei, Muhaimin Iskandar memperoleh Elektabilitas di kisaran 1hkan kurang. Survei Litbang Kompas juga merekam Elektabilitas Cak Imin hanya 0,4%. Hal ini tentu berbanding jauh dengan nama-nama seperti AHY, Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Segelintir Elite Tak Peduli Isu Kekerasan Seksual, Anies Janji Akan Rubah Semuanya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama, Elektabilitas Cak Imin berada di angka 0,8%. Menurut Ari Djunaedi, Anies menggaet Cak Imin karena dirasa memiliki besarnya suara di PKB. Selama ini, PKB mengantongi Elektabilitas 7,6% yang mana PKB ada di urutan ketiga Partai urutan terbesar setelah PDIP dan Gerindra.
Baca Juga: Cak Imin: Indopol Tak Rilis Survei Itu Takut Bansos Warga Dicabut!
Ari juga menilai bisa saja NasDem memanfaatkan situasi politik terkini, dimana Muhaimin dan PKB merasa terancam karena Golkar dan PAN merapatkan diri ke Koalisi Prabowo dan membuat kesempatan Cak Imin semakin sempit untuk menjadi Cawapres Prabowo.
Editor : Pahlevi
