Optika.id - Sebulan menjelang pembukaan pendaftaran capres dan capres Pilpres 2024, baru Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang sudah memiliki pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. KPP pada awal September 2023 telah mendeklarasikanAnies Baswedandan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau Anies-Cak Imin sebagai bakal capres dan cawapres.
Baca Juga: Trending di X, Ini Maksud Dari Cap Tasya Farasya Approved untuk Anies
Kemunculan pasangan calon dengan nama Amin ini tidak diprediksi banyak pihak sebelumnya. Hal ini mengingat Anies Baswedan disebut akan berpasangan dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Selain itu, Cak Imin yang merupakan ketua umum PKB sudah berada di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bersama Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Dengan menjadi bakal cawapres Anies, Cak Imin bisa dibilang sedang berada di puncak karier politiknya setelah cukup lama menduduki kursi ketua umum PKB. Berikut profil Cak Imin atau yang lebih suka dipanggil dengan nama Gus Muhaimin.
Bernama lengkap Abdul Muhaimin Iskandar, Cak Imin lahir di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966. Ayahnya adalah Muhammad Iskandar yang merupakan guru di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, Jombang.
Pendidikan
Cak Imin mengeyam pendidikan SD hingga lulus SMP pada 1986 di Mambaul Maarif Denayar, Jombang. Setelah itu, Cak Imin melanjutkan pendidikan di MAN I Yogyakarta dan lulus pada 1985. Kemudian Muhaimin Iskandar melanjutkan pendidikannya di FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada 2001 atau 10 tahun kemudian, Cak Imin meraih gelar master di bidang komunikasi di Universitas Indonesia (UI). Pada 2017, Cak Imin dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Universitas Airlangga Surabaya.
Harta
Cak Imin mengeklaim memiliki harta kekayaan sekitar Rp 27,28 miliar. Hal itu berdasarkan LHKPN yang terakhir dilaporkannya ke KPK pada 12 April 2023.
Dilansir dari elhkpn.kpk, harta kekayaan Cak Imin terdiri dari harta tak bergerak berupa lima tanah dan bangunan yang seluruhnya berada di Jakarta Selatan. Secara total, tanah dan bangunan yang dimiliki Cak Imin bernilai sekitar Rp 24,7 miliar. Selain itu, Cak Imin juga mengaku memiliki satu unit sepeda motor keluaran tahun 2007 senilai Rp 9 juta dan mobil Alphard keluaran tahun 2009 senilai Rp 250 juta. Kemudian, ada harta bergerak lainnya senilai Rp 171,5 juta, kas dan setara kas senilai Rp 2,15 miliar. Cak Imin tercatat tidak miliki hutang.
Baca Juga: Segelintir Elite Tak Peduli Isu Kekerasan Seksual, Anies Janji Akan Rubah Semuanya
Karier Politik
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karier politik Cak Imin sudah terlihat sejak masih mahasiswa dengan bergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Cak Imin menjadi ketua PMII Yogyakarta pada 1994-1997. Kemudian, Cak Imin juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) Yogyakarta.
Pada Pemilu 1999, Cak Imin bergabung dengan PKB dan menduduki kursi anggota DPR periode 1999-2004 pada usia 33 tahun. Saat itu, Cak Iminberhasil menjadi wakil ketua DPR. Jabatan wakil ketua DPR ini terus diembannya pada saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode pertama (2004-2009). Sementara saat pemerintahan SBY periode kedua (2009-2014), Cak Imin dipilih menjadi menteri tenaga kerja dan transmigrasi.
Saat pemerintahan Jokowi pertama (2014-2019), Cak Imin kembali menjadi anggota DPR dan pada 2018 diangkat menjadi wakil ketua MPR hingga tahun 2019. Lalu saat ini Cak Imin kembali menjabat wakil ketua DPR hingga sekarang.
Selalu Masuk Koalisi Pemenang
Baca Juga: Cak Imin: Indopol Tak Rilis Survei Itu Takut Bansos Warga Dicabut!
Dalam kiprahnya sebagai ketua umum PKB sejak 2005, Cak Imin tercatat selalu menempatkan partai tersebut berada pada koalisi capres yang memenangi pilpres. Pada Pilpres 2009, PKB masuk koalisi pendukung SBY-Boediono bersama dengan Demokrat, PKS, PPP, dan PAN dengan pasangan SBY-Boediono menang dengan satu putaran karena berhasil mendapatkan 60,8 persen suara mengalahkan dua paslon lain, yakni Mega-Prabowo yang meraih 26,79 persen dan Jusuf Kalla-Wiranto yang meraih 12,41 persen.
Pada Pilpres 2014 saat tidak ada calon petahana, PKB bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat bersama dengan PDIP, Nasdem, Hanura, dan PKPI yang mengusung Gubernur DKI Jakarta Jokowi-JK. Paslon Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014 dengan perolehan suara 53,15 persen mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa (46,85 persen). Pada Pilpres 2019, PKB kembali mengusung Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Maruf Amin dengan nama Koalisi Indonesia Kerja. Koalisi ini mengantarkan Jokowi kembali menjadi orang nomor satu di Indonesia dengan perolehan suara sebanyak 55,5 persen mengalahkan Prabowo-Sandiaga Uno (44,5 persen).
Ambisi Ikuti Pilpres
Meski baru menjadi bakal cawapres pada Pilpres 2024, keinginan Cak Imin untuk berlaga di pilpres sebenarnya sudah terlihat sejak 2019. Cak Imin saat itu sempat mendeklarasikan diri menjadi cawapres. Ia ingin disandingkan dengan Jokowi. Bahkan, dia sempat meresmikan Posko Join, akronim Joko Widodo dan Muhaimin, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Namun, Cak Imin gagal menjadi cawapres lantaran Jokowi lebih memilih tokoh dari luar parpol, Ma'ruf Amin.
Melihat profil dan riwayatnya, menarik melihat kiprah Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan. Apalagi, sejumlah survei belakangan menempatkan pasangan tersebut berada di posisi terakhir.
Editor : Pahlevi