Optika.id - Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Z. Haeri dalam keterangannya menyoroti perihal permasalahan guru honorer dan PPPK yang masih menjadi polemik belum usai di Indonesia. salah satunya adalah mereka yang lolos PPPK namun belum ada penempatan.
Baca Juga: Anies: Lebih Urgent Angkat Guru Honorer Ketimbang Bangun IKN
Itu keadaannya adalah carut marut, jadi statement Pak Nadiem [Makarim] dulu bilang 1 juta guru akan kami angkat itu ghosting sekali. Misalkan ketika janjinya 1 juta 2021 yang direkrut cuma 293 ribuan, padahal kebutuhannya 1 juta koma sekian, kata Iman dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Rabu (27/9/2023).
Dia mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan guru honorer yang hingga kini masih belum ada berita baiknya. Guru, menurutnya, hanya dijadikan simbolisasi pendidik di negeri ini namun ternyata masih belum sejahtera nasibnya.
Jadi gimana pendidikan kita mau maju kalau kebutuhannya tidak terpenuhi. Ya biasa kita dapat angin surga, ghosting lagi dan begitu lagi, tuturnya.
Saat ini, imbuh Iman, ada sebanyak 293.860 orang yang lolos PPPK namun kebutuhan guru yang diminta adalah 1.002.616 orang. Tak hanya itu, dari 293 ribu orang yang lolos, 193 ribu lainnya belum mendapat penempatan sejak lulus tes.
Angka tersebut tidaklah sedikit lantaran guru honorer yang sudah lulus tersebut tidak lagi bekerja karena mereka diminta untuk keluar dari sekolah swasta demi ikut PPPK. Alhasil, hal tersebut berimbas pada kinerja sekolah swasta yang juga dirugikan karena kekurangan tenaga kependidikan.
Lebih lanjut Iman menyebut bahwa posisi sekolah swasta berada dalam kegamangan. Dia mengibaratkan bahwa pihak sekolah swasta kehilangan tenaga pendidik lantaran guru-guru mereka diculik oleh PPPK dengan iming-iming menggiurkan. Pasalnya, gaji swasta menengah ke bawah kurang begitu bagus.
Baca Juga: Melihat Harapan Kesejahteraan Guru Lewat Visi Misi Capres Cawapres, F2G: Masih Belum Cukup!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah mereka ikut PPPK, karena mereka juga punya komitmen seperti itu, ya mereka dipecat dari tempat kerja yang lama, yayasan sekolah swasta, diangkat jadi PPPK sudah lulus passing grade, dan sudah dipecat di sekolah swastanya dan di situ pun mereka di PPPK belum ada formasinya, ujar Iman.
Jadi, imbuh Iman, para guru tersebut dipaksa menganggur oleh negara lantaran ketidakjelasan posisi dan penemapatannya.
Di sisi lain, dia bercerita tentang para guru yang menganggur karena di-ghosting pemerintah tadi. Ada yang mencari pekerjaan lain seperti driver ojek online hingga pekerjaan apapun untuk menyambung hidup.
Baca Juga: Tantangan yang Besar yang Akan Dihadapi Guru di Masa Depan
Tak hanya itu, penempatan guru honorer ini pun tidak jelas. Pasalnya, ada yang mendaftar menjadi guru sejarah, namun ketika penempatan, dia menjadi guru geografi.
Maka dari itu, Iman mendesak agar pemerintah bisa mengangkat seluruh guru honorer sebagai guru PPPK, bahkan tanpa tes lagi. Namun, di sisi lain dia juga berharap agar para guru yang lolos PPPK segera mendapatkan penempatan mengajar. Kepada Presiden Jokowi pun dia meminta segera menindaklanjuti harapan para guru yang terombang-ambing lantaran para pejabat setingkat menteri serta dirjen pun tidak bisa menyelesaikan permasalahan guru dan pendidikan ini sehingga berlarut-larut.
Jangan sampai kayak begini gitu, diombang-ambing," tutupnya.
Editor : Pahlevi