Pekerja di Indonesia Paling Antusias Memakai AI dalam Pekerjaan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 16 Okt 2023 11:57 WIB

Pekerja di Indonesia Paling Antusias Memakai AI dalam Pekerjaan

Optika.id - Kecerdasan buatan atau yang kerap disebut Artificial Intelligence (AI) belakangan ini menjadi hal yang kian menarik perhatian di berbagai bidang kehidupan manusia. AI sendiri merupakan teknologi yang memungkinkan mesin dan computer secara bersamaan mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia saja secara manual.

Hadirnya AI dengan beragam inovasi ini pun digadang-gadang bakal mengubah lanskap profesi atau pekerjaan pada manusia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh LinkedIn yang merupakan platform jaringan tenaga professional, baru-baru ini keterampilan yang dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan di dunia akan berubah sebanyak kurang lebih 65% pada tahun 2030 nanti. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan pesat dari AI dalam mengakselerasi perubahan di lingkungan kerja itu sendiri.

Baca Juga: CPNS Seketariat Jenderal DPR RI Tahun Anggaran 2024 DIbuka. Ini Pendaftarannya!

Adapun riset yang bertajuk Global Talent Trends tersebut memaparkan bahwa kata AI atau Generative AI dalam daftar lowongan pekerjaan mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir atau pada tahun 2021-2023.

Lebih lanjut, riset itu juga menemukan bahwa seiring meningkatnya jumlah lowongan pekerjaan tersebut, pertumbuhan jumlah lamaran juga meningkat sekitar 1,7 kali lipat di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak menyebutkan kata AI atau Generative AI.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa tenaga professional di Indonesia merupakan yang paling antusias memakai AI dalam bekerja sebagaimana dipilih oleh 99% responden.

Angka tersebut cukup besar apabila dibandingkan dengan pasar tenaga kerja di Asia Pasifik lainnya seperti Australia yang hanya 84%, Malaysia 96%, Singapura 97%, dan Jepang sebanyak 75%. Kemudian, sebanyak 67% tenaga professional di Indonesia disebut-sebut tengah menantikan AI dalam nasehat karier, dan 82ri mereka mengandalkan AI untuk menangani masa atau situasi sulit di tempat kerja masing-masing.

Baca Juga: Lowongan Kerja Biro KSD Setda Provinsi DKI Jakarta

Riset yang dilakukan selama 24 bulan tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 95% tenaga perekrutan talenta di Asia Tenggara mengatakan bahwa peran mereka menjadi lebih strategis dalam setahun terakhir, khususnya di lingkup akuisisi talenta (talent acquisition) untuk mempersiapkan agar tenaga kerja lebih siap dalam menghadapi perubahan di masa datang. Maka dari itu, pemimpin bisnis menempatkan divisi Human Resources (HR) dan tim perekrutan di garda terdepan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim HR memerlukan AI sebagai alat penting yang bisa menyelesaikan tugas-tugas berat mereka dan membuat mereka lebih fokus terhadap pekerjaan yang lebih strategis. Sebanyak 80% persen responden yang merupakan tenaga HR, mereka secara global percaya bahwa AI akan membantu segala pekerjaan mereka dalam lima tahun ke depan, dan membantu mereka untuk fokus pada rencana serta peran yang jauh lebih strategis dan humanis. Misalnya, memperkuat hubungan dengan kandidat dan karyawan, serta melakukan lebih banyak pekerjaan yang kreatif, dan strategis.

Dalam keterangannya, Country Leader Indonesia at LinkedIn, Rohit Kalsy menjelaskan bahwa AI membawa para professional ke dunia kerja yang baru, serta membentuk ulang pekerjaan, bisnis, dan industri. Para pemimpin bisnis harus menilai keterampilan yang dibutuhkan oleh industri sekarang dan pada tahun-tahun berikutnya apabila mereka mulai mempertimbangkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT Kawasan Industri Medan

"Tim HR berada di posisi sentral untuk memastikan sebuah bisnis memiliki talenta dan keterampilan yang dibutuhkan untuk terus berkembang," katanya dalam keterangan resminya, Minggu (15/10/2023).

lebih lanjut, AI menurutnya akan menjadi alat yang penting bagi tim HR agar bisa membantu mereka untuk fokus pada aspek humanis dalam kalangan tenaga profesional, seperti menjalin koneksi, membangun hubungan dengan kandidat karyawan dan menumbuhkan budaya perusahaan yang kuat.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU