Optika.id - Setelah diumumkan sebagai capres dan cawapres dari koalisi PDIP, Ganjar Pranowo mengatakan dirinya bersama Mahfud kini mendapat amanah yang ia sebut penuh dengan tantangan untuk berjuang bersama rakyat sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
Alasan kami hanya satu, kami ingin bekerja dengan tulus, sepenuh hati untuk rakyat Indonesia, tegas Ganjar.
Baca Juga: Megawati Resmi Lantik Pengurus DPP PDIP, Ada Ganjar dan Ahok yang Diamanahi!
Ganjar kemudian menjelaskan bahwa pengumuman dirinya dan Mahfud sebagai capres dan cawapres Koalisi PDIP menjadi tonggak sejarah untuk menyongsong Indonesia yang lebih adil, yang diperjuangkan oleh pemimpin yang mendengar langsung suara rakyat dan pemimpin yang mau berkeringat bersama rakyat.
Mulai detik ini mari bergerak bersama mewujudkan mimpi seluruh anak bangsa di mana pun berada tanpa terkecuali. Ini bukan perjuangan yang mudah, katanya.
Namun, dia yakin dengan semangat bersama Indonesia akan mencapai masa depan yang jauh lebih baik.
Insyaallah, bismillah, kami siap, tegas Ganjar, diikuti anggukan kepada Mahfud yang berdiri disampingnya.
Dia mengatakan bahwa dirinya dan Mahfud ingin bergerak cepat seperti yang diinginkan rakyat, bukan hanya untuk maju, tapij juga mewujudkan Indonesia unggul.
Ini bukan tentang Ganjar, bukan tentang seorang Mahfud, bukan pula tentang kekuasaan. Bukan sama sekali. Ini tentang seluruh rakyat Indonesia, tegasnya.
Di bawah kepemimpinannya di masa mendatang, Ganjar ingin memastikan Indonesia menjadi negara yang berdaulat, tak hanya dalam wilayah tapi juga politik, pangan, ekonomi, sosial, dan kedaulatan digital.
Kita dobrak kemiskinan yang masih menjerat rakyat dengan menyediakan kesempatan yang setara bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, katanya.
Pemerintahan di masa mendatang, lanjut Ganjar, harus bekerja lebih keras dan lebih tegas, khususnya dalam hal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Tegas, hitam putih, benar salah dan tidak abu-abu.
Ganjar juga bertekad semua potensi alam Indonesia harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, tapi juga tetap memastikan kelestarian alam untuk generasi selanjutnya.
Pengamat Tegaskan Mahfud Bukan Terbaik di Nahdliyin
Keputusan PDIP dan koalisinya memasangkan Mafhud dengan Ganjar menunjukkan bahwa kandidat presiden memerlukan sosok yang memiliki kedekatan dengan kalangan Islam, terutama nahdliyin atau komunitas Nahdlatul Ulama (NU), kata Firman Noor, Kepala Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional.
"Calon presiden memerlukan sosok seperti ini untuk memperkuat posisi mereka di kantong suara NU. Terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mereka butuh sosok yang bisa merepresentasikan atau menjadi simbol kalangan Islam tradisional seperti NU," ujar Firman, Rabu (18/10/2023).
"Mahfud dalam konteks ini dilihat dari prospeknya sebagai pendulang suara untuk pencalonan Ganjar," kata Firman.
Melihat rekam jejak dan profil Mahfud, Firman menilai Mahfud bukan sosok terbaik yang dapat merepresentasikan komunitas Islam tradisional.
Baca Juga: Ganjar Ungkap Anak Muda Harus Belajar Kepemimpinan Soekarno, Apa Itu?
Dalam kontestasi capres-cawapres saat ini, figur terdekat dengan kalangan NU, menurutnya adalah Muhaimin Iskandar, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa yang telah diusung dengan capres Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Muhaimin memiliki 'darah biru' karena buyutnya adalah pendiri NU. Dia juga pimpinan PKB, jadi levelnya cukup tinggi di mata orang-orang NU," kata Firman.
"Di bawah Muhaimin tersisa beberapa nama yang saat ini bisa merepresentasikan kalangan nahdliyin, salah satunya adalah Mahfud.
Firman merujuk peran Mahfud sebagai tim sukses Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Tanpa Mahfud, menurut Firman, Prabowo saat itu akan kalah telak dari Joko Widodo di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut Firman, oleh karena keberadaan Mahfud, Prabowo bahkan bisa memenangkan suara terbanyak di Madura.
Ketika ditanyai terkait peluang Mahfud mengangkat elektabilitas Ganjar, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan "optimistis" untuk dapat memenangkan pasangan ini bukan hanya di Jawa Timur.
Dia meyakini Mahfud "bisa melengkapi suara-suara yang memang kami harapkan masih bisa kami pertahankan".
Rekam Jejak Mahfud
Baca Juga: Ganjar Sebut Saat Ini Hanya Fokus Pemenangan Pilkada untuk PDIP!
Nama Mahfud MD telah menguat diisukan menjadi bakal cawapres Ganjar sebelum pengumuman ini.
Mahfud, yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam kontestasi Pilpres kali ini, suara para Nahdliyin sangat diperhitungkan, sebagai organisasi masyarakat dengan basis massa terbesar di Indonesia.
Apalagi, NU juga berbasis di Jawa Timur, yang merupakan kantong suara terbesar kedua di Indonesia. Mahfud juga pernah nyaris menjadi cawapres Joko Widodo ketika mencalonkan diri pada Pilpres 2019.
Namun kala itu, Ma'ruf Amin lah yang akhirnya didapuk mendampingi Jokowi. Meski gagal menjadi wakil presiden Jokowi, Mahfud ditunjuk menjadi Menkopolhukam.
Sepanjang karirnya, Mahfud pernah duduk di kursi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dia terjun ke politik menjadi kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mahfud juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan serta Menteri Kehakiman (2000-2001).
Ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan duduk di Komisi III serta Wakil Ketua Badan Legislatif (Baleg) pada 2004-2008.
Kemudian, ia berkarier sebagai hakim konstitusi di Mahkamah Konstitusi (MK). Dia lantas terpilih sebagai Ketua MK periode 2008-2013.
Setelah itu Mahfud dilantik menjadi Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (20172018) dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (2018).
Editor : Pahlevi