Dinamika Pilpres Pasca Deklarasi Ganjar-Mahfud MD, Ini Kata Peneliti BRIN

author Danny

- Pewarta

Minggu, 22 Okt 2023 23:20 WIB

Dinamika Pilpres Pasca Deklarasi Ganjar-Mahfud MD, Ini Kata Peneliti BRIN

Optika.id - Forum Insan Cita yang tidak pernah berhenti melakukan kajian kembali menggelar diskusi usai Ganjar-Mahfud MD dideklarasikan, diskusi ini dilangsungkan melalui kanal YouTube, Minggu, (22/10/2023). 

Menurut Siti Zuhro, sebagian besar, wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat akhir-akhir ini akan mengarah ke Pasangan AMIN. Pendukung Ganjar dan pendukung Gibran akan bertarung di tempat yang sama sehingga tidak menutup kemungkinan suara akan terfragmentasi. Tagline perubahan benchmarking dinilai sangat signifikan dan urgent dalam pilpres 2024.

Baca Juga: Anies Punya Modal Cukup untuk Kembali Memimpin Kota Jakarta!

"Mengingat, kejenuhan publik terhadap rezim saat ini sudah dirasakan sampai tataran mengguncah, menggelisahkan. Bahkan, mengkhawatirkan namun dampaknya sangat positif. Karena publik merindukan adanya perubahan yang lebih pasti dalam banyak hal. Khususnya masalah kesejahteraan rakyat dan keadilan, serta mengatasi isu ketimpangan ekonomi yang selalu disampaikan oleh Anies," kata Siti Zuhro dalam pantauan Optika.id secara daring. 

Dalam konteks itu, pemilih bisa jadi cenderung berdasarkan kajian, bahwa kajian empiris bahwa sebetulnya setiap pemilu ada animo, antusias untuk datangnya perubahan. Jadi setiap suksesi, publik pada dasarnya mengharapkan perubahan.

"Setelah pemilu lima kali, partai politik yang memenangkan itu silih berganti. Bagaimana mencatat pemilu 1999 yang dimenangkan PDIP, biasanya di era orde baru itu dimenangkan Golkar. Maka yang dimenangkan, didukung oleh rakyat adalah PDIP. Tapi begitu Ibu Mega pernah memimpin, melanjutkan Presiden Gus Dur menghadapi paslon lain yaitu SBY juga kalah. Jadi PDIP kalah, lalu yang menang adalah SBY. Itulah pertama Pilpres menggunakan partisipatory masyarakat, bukan lewat MPR. Tapi begitu jamannya, pertama yang memenangkan adalah SBY," ujarnya dengan tegas. 

Baca Juga: Peneliti BRIN: Pilgub Jakarta Masih Sangat Cair Sampai Kini!

Pemilu 2009, bukan Golkar yang jadi pemenang, tapi Demokrat. Baru kali ini, masyarakat menyaksikan dua kali beturut-turut Pemilu dimenangkan PDIP. Lantas, bagaimana pemilu 2024, apakah PDIP yang menang atau partai lain. Tagline perubahan dirasa akan banyak menggoda calon pemilih yang nanti akan memilih apa gerakan yang ada di Perubahan itu. Disini, tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan animonya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Hal ini perlu dikaji terkait seberapa keinginan PDIP untuk menang lagi, untuk ketiga kalinya baik untuk legislatif maupun pilpresnya. Sekaligus suksesi adalah kritisi terhadap rezim. Jadi tidak hanya kompetisi, tapi juga suksesi dan koreksi terhadap rezim. Kalau tidak ada ini ya bukan Pemilu," tegasnya. 

Baca Juga: Siti Zuhro: Dukungan untuk Kaesang Sudah Bagus, Tapi Tak Punya Prestasi

Pemilu yang dilakukan dengan pemilih rakyat ini harusnya memang konek terhadap sistem demokrasi. Nuansanya akan berbeda karena ada incombend mencalonkan lagi periode kedua maka tidak menghadapi isu dari awal seperti pada tahun 2024 ini. 

"Bagaimana awalnya muncul tiga periode presiden, tunda pemilu dan ganti lagi, baik di demokrat maupun golkar nyaris terjadi. Sehingga inilah yang terjadi, kontroversi itu, terlebih lagi usai Ganjar-Mahfud melakukan deklarasi. Peta politik saya rasa akan kembali berubah," pungkasnya. 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU