Optika.id - Kerja sama antara Indonesia dan Inggris terus ditingkatkan dalam berbagai sektor, termasuk perdagangan, investasi, pendidikan, dan kesehatan. Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan utusan khusus perdagangan Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Richard Graham, pada Kamis (2/11/2023).
Selama pertemuan tersebut, Richard Graham memberikan selamat atas pencapaian Indonesia sebagai anggota penuh Financial Action Task Force (FATF). Dia menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia di FATF akan memberikan citra positif terhadap kredibilitas sistem keuangan Indonesia di dunia.
Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Telah Menjadi Tujuan Investasi Properti Terbaik di Dunia
Mengenai kerja sama perdagangan, kedua belah pihak mengapresiasi perkembangan dialog dalam kerangka Joint Economic and Trade Committee (JETCO) dan sepakat untuk mendorong penjajakan perundingan perdagangan bebas antara Indonesia dan Inggris Free Trade Agreement (FTA).
Menko Airlangga mengungkapkan, "Semakin cepat diskusi terkait FTA dimulai, maka akan semakin baik hubungan ekonomi kedua negara."
Inggris juga menyatakan kesamaan visi untuk memperluas jaringan kemitraan ekonominya ke seluruh kawasan di dunia dan bersedia untuk memulai penjajakan FTA dengan pendekatan perundingan yang lebih fleksibel.
Baca Juga: Menko Airlangga Raih BKTI PII Award Sebagai Tokoh Transformasi Industri
Selain itu, pembahasan mencakup masalah bergabungnya Inggris dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Inggris telah menandatangani protokol aksesi dan saat ini dalam tahap ratifikasi. Keanggotaan dalam CPTPP akan memungkinkan Indonesia meningkatkan hubungan ekonomi dengan Inggris dan 11 negara di kawasan Pasifik lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam bidang pendidikan, Richard mengapresiasi dorongan dan bantuan untuk kerja sama antara Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dan King's College London (KCL), yang direncanakan akan membuka program studi di Indonesia pada September 2024.
Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Tidak akan Mengalami Rezim Otokratis
Pertemuan tersebut juga membahas isu kerja sama lainnya, termasuk sertifikasi halal, komoditas pertanian, serta potensi kerja sama di sektor manufaktur alat kesehatan dan farmasi di KEK Indonesia.
Pertemuan tersebut melibatkan sejumlah pejabat dari kedua belah pihak, termasuk Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi serta Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia dari pihak Indonesia, serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia beserta jajarannya.
Editor : Pahlevi