Optika.id - Capres Prabowo Subianto mendapat pertanyaan soal food estate saat menghadiri Sarasehan 100 Ekonom Indonesia. Prabowo mengungkapkan keinginannya membuat food estate tidak hanya bagi Indonesia, tapi dunia.
Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) sendiri menjawab pertanyaan dengan mengubah istilah food estate menjadi lumbung pangan. Ia merasa, lumbung pangan sudah menjadi konsep yang dihilangkan dalam budaya bangsa.
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Hadiri Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang
Kita ingin hidupkan lagi lumbung pangandesa, lumbung pangan kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Nantinya, saya sangat optimis, saya sudah hitung, kita akan menjadi lumbung pangan dunia, kata Prabowo, Rabu (8/11/2023).
Ia mengaku sudah melaksanakan food estatetersebut selama ini. Apalagi, menurut Prabowo, food estate merupakan salah satu cara untuk benar-benar mewujudkan swasembada pangan yang selama ini diimpikan Indonesia.
Apalagi, Prabowo mengingatkan, Indonesia memiliki kurang lebih 20 juta hektar lahan rawa yang masih belum termanfaatkan. Lebih lanjut ia menyampaikan, selama ini lahan besar rawa-rawa hanya bisa menjadi sumber penyakit malaria.
Baca Juga: Kado Awal Tahun: UMP Naik 6,5 Persen, Kesejahteraan Guru Meningkat Signifikan di 2025
Sekarang, ia menuturkan, sudah ada teknologi dan sudah pernah pula diterapkan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Dengan teknologi tersebut, mereka membuat sawah di rawa, membuat kebun jagung di rawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada teknologinya, kita sudah laksanakan, jatuhnya lebih murah dari sawah biasa dan masalah air tidak masalah, ujar Prabowo.
Prabowo yakin, dengan kita bisa memanfaatkan 5-6 juta hektar saja, Indonesia sudah bisa swasembada pangan. Sehingga, jika lebih dari lahan tersebut dimanfaatkan, Indonesia dapat membantu pangan negara-negara lain.
Baca Juga: Rezim Gemoy Tapi Duit Cupet
Kita sudah hitung, tiga tahun kita swasembada pangan, kita jadi lumbung pangan dunia, kata Prabowo.
Sebelumnya, program food estate yang dilaksanakan Kementerian Pertahanan memang menuai pro dan kontra. Sebab, dengan menghabiskan dana luar biasa besar, program food estate Kemenhan dinilai banyak mengalami kegagalan.
Editor : Pahlevi