Optika.id - Calon presiden Ganjar Pranowo mengatakan dirinya bersama dengan cawapres Mahfud MD akan mengoptimalkan pendidikan di era digital jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden mendatang.
Menurut Ganjar, pendidikan inklusif di era digital penting agar mencegah informasi atau negatif konten serta bersaman bisa menerima individu yang berbeda baik berbeda agama, golongan, dan lainnya, tanpa melakukan tindakan merendahkan termasuk menerima mereka yang berkebutuhan khusus.
Baca Juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
"Inklusivitas tadi tidak cukup sampai untuk berkebutuhan khusus, tetapi juga ada nilai-nilai kemanusiaan. Inklusif itu kalau berbeda agama, golongan, dan lain sebagainya, berikan ruang untuk mereka saling memahami, bukan untuk mencaci," ujar Ganjar dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Ganjar menegaskan, pendidikan telah menjadi pilar utama dalam kemajuan masyarakat. Hanya saja, kata dia, pendidikan terus berkembang seperti di era digital, pendidikan perlu dan harus beradaptasi. Namun, pendidikan inklusif harus tetap ada dan bahkan masuk hingga tingkat perguruan tinggi.
"Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif kepada semua warga Indonesia, termasuk yang kurang mampu, melalui sistem pendidikan yang lebih inklusif," ungkap dia.
Dalam visinya untuk Indonesia Emas 2045, Ganjar menekankan bahwa inklusivitas harus menjadi fokus utama. Upaya mencapai tujuan tersebut, Ganjar mengusulkan percepatan revolusi di dunia pendidikan dengan memanfaatkan bonus demografi.
Baca Juga: Ganjar Sebut Indonesia Tengah Hadapi Krisis Kesehatan Mental
"Pendidikan bukan hanya tentang mencetak tenaga kerja, melainkan juga harus mencetak karakter, sehingga pendidikan dan kebudayaan harus bersatu dalam satu kesatuan yang integral," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendidikan inklusif digital merupakan salah satu konsep yang menggabungkan prinsip pendidikan inklusif dengan teknologi literasi 4.0 atau disebut literasi 4.0.
Literasi ini mencakup pemahaman teknologi, berpikir kritis, dan kecakapan berkomunikasi digital dan menjadi kunci untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin terhubung, terutama di era industri 4.0 dengan dominasi teknologi canggih.
Baca Juga: Megawati Resmi Lantik Pengurus DPP PDIP, Ada Ganjar dan Ahok yang Diamanahi!
Integrasi literasi 4.0 ke dalam pendidikan menjadi krusial untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan era digital.
Dikutip dari berbagai sumber, pendidikan inklusi digital disebut membuka peluang melalui aksesibilitas yang ditingkatkan. Teknologi mendukung siswa dengan kebutuhan khusus untuk mengakses materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, seperti teks digital yang dapat diubah ukurannya, audio buku, dan video pembelajaran. Hal ini menghilangkan hambatan fisik yang mungkin dihadapi oleh siswa dengan kebutuhan khusus, menjadikan pendidikan lebih inklusif.
Editor : Pahlevi