Optika.id - Wali Kota Surakarta dan calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka menyikapi tudingan tentang keaslian ijazahnya dengan santai dan menganggapnya sebagai hal yang lucu.
Gibran, saat dikonfirmasi di Kota Surakarta, Jawa Tengah pada Senin (20/11/2023), menganggap bahwa tuduhan tersebut tidak merugikannya secara signifikan.
Baca Juga: Setara Institute: Prabowo-Gibran Akan Bawa Indonesia ke Otoritarianisme 2.0
"Enggak, saya anggap lucu-lucuan, karena baru sekarang dipermasalahkan," ujar Gibran.
Dia menegaskan bahwa ijazah yang dimilikinya telah diunggah saat pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Ini saya sudah upload (unggah) di KPU," tambahnya.
Baca Juga: Masyarakat Sipil Demo di KPU, Minta Paslon 02 Didiskualifikasi
Mengenai anggapan bahwa isu tentang ijazah palsu tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam, Gibran menilainya sebagai hal yang biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Ya, biasa. Makanya, tak (saya) bawakan ijazahnya," katanya.
Terhadap pendapat bahwa dia lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK), Gibran menegaskan bahwa hal tersebut tidak perlu menjadi perdebatan yang berlebihan.
Baca Juga: Akademisi Unair: Khofifah Sosok Dibalik Suksesnya Prabowo-Gibran Dulang 65 Persen Suara di Jatim
"Saiki usume (sekarang sedang marak tudingan) Gibran lulusan SMK, lha nek (kalau) lulusan SMK kenapa tho? Kan lulusan SMK juga bagus. Tetapi ini untuk sertifikat dan lain-lain, (ijazah) S1 ada di sini. Saya bawakan biar teman-teman media bisa lihat bentuk aslinya, pegang fisiknya," jelas Gibran sambil menunjukkan ijazah program sarjana yang dimilikinya.
Sebelumnya, akun media sosial Dokter Tifa melontarkan tudingan terkait ijazah Gibran. Dalam unggahannya, Dokter Tifa menuduh bahwa Gibran hanya mengikuti kursus untuk mempersiapkan masuk ke UTS (University of Technology Sydney) Insearch Sydney, Australia. Tifa juga mempertanyakan negara di mana Gibran sebenarnya melanjutkan studi.
Editor : Pahlevi