Mimpi Menang Pemilu Satu Putaran, Realistis Kah?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 22 Nov 2023 15:59 WIB

Mimpi Menang Pemilu Satu Putaran, Realistis Kah?

Optika.id - Genderang kontestasi Pilpres 2024 secara resmi dimulai sejak penepatan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) hingga penetapan nomor urut oleh KPU.

Maka dari itu, tak heran jika sejumlah calon peserta pemilu mulai melakukan perang urat saraf. Salah satunya yang saat ini ramai dibicarakan adalah narasi dan klaim bahwa pemilu akan berlangsung satu putaran dan pihak mereka yang akan muncul sebagai pemenangnya. Hal tersebut, yang membuatnya menarik adalah disampaikan oleh semua pasangan calon berserta tim sukses masing-masing.

Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Namun, kemudian muncul pertanyaan, apakah pemilu satu putaran realistis?

Menurut keterangan dari Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, target menang satu putaran memang merupakan hal yang positif. apalagi, ada beberapa keuntungan apabila pemilu berlangsung satu putaran. Keuntungan tersebut antara lain menghemat biaya serta pelaksanaan pilpres akan cepat selesai tanpa drama panjang. Sehingga, hal tersebut juga meminimalisir opini publik yang berkembang liar.

"Tetapi, satu putaran itu harus terukur. Harus rasional. Tidak bisa berdasarkan asumsi dan persepsi pemikiran. Sejauh yang saya cermati sampai hari ini, tidak ada capres yang bisa melompat ke satu putaran," ucap dia saat dihubungi, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Di sisi lain, dia menilai bahwa faktor cawapres masih belum cukup membantu untuk mendongkrak atau menjadi sumur elektoral bagi proses kemenangan calon presiden itu sendiri. dengan kata lain, sambung Pangi, faktor cawapres tidak memiliki daya kejut yang signifikan. Pangi menilai tidak ada yang mampu membuat peta elektoral mengalami perubahan setelah disodorkannya nama cawapres itu sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini terjadi kemungkinan masyarakat lebih cenderung memilih capresnya, bukan cawapresnya. Sehingga faktor cawapres masih belum bisa memberikan suntikan elektoral yang memadai untuk mengerek kemenangan pasangannya. Apalagi, bisa melewati angka psikologi kemenangan 50% plus satu itu sendiri.

Baca Juga: 100 Guru Besar UGM Nyatakan Sikap, Ingin KPU Jaga Marwah Jelang Pilkada

Maka dari itu, Pangi menyarankan masing-masing kandidat capres-cawapres saat ini harus membentuk tim kampanye yang mumpuni agar bisa merealisasikan kemenangan satu periodenya itu. Khususnya, tim pemenangan siluman yang tidak terdaftar di KPU. Artinya, tim kampanye ini beroperasi secara gerilya dalam memenangkan paslon jagoannya itu.

"Yang paling mengerikan dan paling menentukan pemenangan adalah tim di belakang layar yang tidak terbaca ruang geraknya," kata Pangi.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU